Mohon tunggu...
Rufus Christian
Rufus Christian Mohon Tunggu... Lainnya - Laki Tulen, Usia 20

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnalisme Dahulu, Sekarang, dan ke Depan, Bagaimana Kondisinya?

4 Maret 2021   07:13 Diperbarui: 4 Maret 2021   12:15 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalisme bukan subjek yang statis, namun dinamis. Jurnalisme merupakan sebuah kegiatan yang mengalami perubahan. Faktor perubahan jurnalisme dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, seperti kemunculan internet. Internet yang mempercepat arus komunikasi dan informasi, sehingga mempengaruhi proses produksi dan konsumsi jurnalisme.

Bagaimana Jurnalisme dahulu?

Jurnalisme terdahulu memiliki cara yang sangat sederhana dengan cara penyampaian informasi, namun tetap memandang penting aspek sosial budaya, agama, politik, ekonomi, teknologi, dan juga demokrasi.

jarar-siahaan-kartu-pers-kamera-wartawan-60406bf9d541df5e5d418db2.jpg
jarar-siahaan-kartu-pers-kamera-wartawan-60406bf9d541df5e5d418db2.jpg
Relevansi jurnalisme terdahulu sangatlah ditanyakan, seperti apakah jurnalisme mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, apakah jurnalis dapat dipercaya, apakah hasilnya memiliki kuatlitas yang baik, dan apakah jurnalisme memberikan ruang aktif dan kreatif orang lain untuk terlibat.

Jurnalisme dengan berbagai tantangannya, kini dipertanyakan bagaimana nasibnya sekarang?

1569496833-jurnalisme-islam-jilid-2-oke-fik-60406c19d541df5e676554c2.jpg
1569496833-jurnalisme-islam-jilid-2-oke-fik-60406c19d541df5e676554c2.jpg
Ideologi, semangat, dan misi memang pondasi dari jurnalisme. Hal-hal tersebut menentukan bagaimana arah jurnalisme berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi yang membuat jurnalisme itu sendiri dapat tetap hidup adalah kepekaannya terhadap lingkungan sekitar.

Berkembangnya internet membawa orang-orang dapat berkomunikasi secara langsung, contohnya media sosial. Jika sebelumnya jurnalis merupakan orang yang selalu tahu terlebih fakta terlebih dahulu dibanding orang lain. 

Jika dahulu khalayak menunggu kabar terbaru secara rutin. Namun, kini orang dapat menerima informasi tanpa dijembatani media massa, dapat langsung terkoneksi melalui internet, dan mendapatkan informasi yang mereka inginkan.

sosmed-1200x900-60406c8fd541df7cec306e42.jpg
sosmed-1200x900-60406c8fd541df7cec306e42.jpg
Seiring berkembangnya waktu, keberadaan praktis jurnalisme tidak bisa hanya sebagai penyampai informasi atau kabar penting yang valid ke masyarakat. Jurnalisme harus memiliki sebuah nilai lebih dari itu. Kemampuan menggali, mengolah, dan menyajikan data merupakan hal-hal mendasar, (Yudhapramesti, 2015. Hlm. 92), namun, menyajikan berita dalam bentuk yang menarik merupakan nilai yang sangat dibutuhkan di era internet ini.

Kehadiran teknologi, seharusnya bukan sebagai 'pemotong' jalan para jurnalis, namun menjadi alat bantu serta mempermudah jurnalis mencari data, mengumpulkan, memverifikasi, dan mempermudah penyebaran informasi atau berita yang sudah siap dikonsumsi masyarakat.

Internet wadah baru jurnalisme.

blog-gen-z-generasi-yang-selalu-terkoneksi-dengan-internet-95-l-60406c52d541df6bad360eb2.jpg
blog-gen-z-generasi-yang-selalu-terkoneksi-dengan-internet-95-l-60406c52d541df6bad360eb2.jpg
Penggunaan Internet di dunia maupun di Indonesia selalu meningkat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan minat khalayak untuk membaca surat kabar, mendengar radio, dan media konvensional lainnya.

Perpindahan khalayak ini memunculkan sebuah wajah baru jurnalisme, yaitu jurnalisme online. Perilaku khalayak dan karakteristik medium/medianya memiliki hubungan yang timbal balik. Pengelola media (media di dalam sebuah medium) dapat membuat khalayaknya aktif maupun pasif. Semua tergantung pada "percikan" yang dibuat oleh media itu. Jika media massa terkesan pasif, dalam medium yang baru ini, media ingin membuat sebuah interaksi baru dengan khalayak agar memiliki sifat aktif.

843734-720-60406c71d541df6b7342bfd2.jpg
843734-720-60406c71d541df6b7342bfd2.jpg
Jurnalisme Online muncul sebagai "genre" baru dalam jurnalisme. Dari situ lah muncul berbagai istilah baru dan penting di dunia jurnalisme era internet ini, seperti jurnalisme web, jurnalisme digital, dan yang memiliki kekuatan paling besar, yaitu Jurnalisme Multimedia.

Internet yang membawa jurnalisme multimedia (teks, gambar, video, audio) menyediakan sebuah ruang aktif interaktif antara media sebagai produsen dan khalayak sebagai konsumen. Jurrnalis kini dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih untuk menciptakan jurnalisme multimedia yang lebih berkualitas. Skill memproduksi media berupa gambar, video, audio, dan teks menjadi salah satu modal utama untuk berproduksi dalam jurnalisme multimedia dan kedepannya.

Jurnalisme hanya akan mampu bertahan dan tetap eksis jika jurnalisme mampu untuk beradaptasi dan responsif dengan perubahan yang ada.

konten-sosial-media-60406c82d541df7ce71ff942.jpg
konten-sosial-media-60406c82d541df7ce71ff942.jpg
Jika membahas bagaimana keadaan jurnalisme yang akan datang, semua akan kembali kepada apa yang terjadi di masa yang akan datang. Bentuk konten jurnalisme akan mengikuti apa yang diinginkan oleh khalayak. Seumpama, jurnalisme multimedia dengan VR dibutuhkan, maka, hal tersebut akan nyata. Karena jurnalisme akan beradaptasi dengan lingkungannya, bukan tersingkir oleh lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun