Setiap orang punya cerita unik tentang bagaimana ia menemukan jalan hidupnya. Bagi Suraiya Rahmah Musfiroh (30), semuanya bermula dari sebuah masa jeda gap year setelah lulus kuliah. Saat itu, berbagai lamaran pekerjaan yang ia kirim belum juga membuahkan hasil.
"Waktu itu aku gap year. Habis lulus kuliah, belum ada yang tembus lokernya. Jadi aku manfaatkan waktu buat nulis," ujarnya.
Awalnya, ia menulis dari pengalaman pribadi. Tapi seiring waktu, naskahnya berkembang, banyak diubah sana-sini, hingga lahirlah sebuah cerita utuh. Yang membuatnya semakin berkesan, buku itu ditulis berdua bersama seorang teman lama, kawan satu pondok yang kini terhubung kembali lewat dunia literasi.
Seluruh proses berlangsung secara daring. Mulai dari editing naskah, sampai desain cover semuanya dilakukan tanpa pernah bertemu langsung. "Kami bahkan belum pernah ketemu offline sama sekali waktu itu," tambahnya.
Dengan penuh semangat, naskah itu mereka kirimkan ke penerbit mayor. Namun, setelah tiga bulan tak ada kabar, mereka sadar naskahnya ditolak. Alih-alih patah semangat, Suraiya dan rekannya memilih jalur self-publishing.
Sistemnya sederhana: open PO, pembayaran lunas (termasuk ongkir), pencetakan buku, lalu distribusi. Awalnya mereka menghitung keuntungan cukup besar, tetapi realita berkata lain. Biaya cetak naik, margin menyusut.
"Alhamdulillah, buku tetap terbit. Walaupun marginnya tipis, rasanya luar biasa. Dari situ aku belajar banyak, ternyata keberanian memulai jauh lebih penting daripada hasil sempurna," ujarnya.
Merintis Bisnis Buku Anak Islami
Dari pengalaman itu, kecintaan Suraiya pada literasi makin tumbuh. Ia kemudian merintis usaha reseller buku anak Islami sejak Juni 2024 lewat akun @Suraiya.books. Tidak hanya menjual retail dari berbagai penerbit lokal, ia juga menjadi business partner (BP) Mandira, distributor buku paket dan mainan edukatif.
Beberapa produk yang ia pasarkan antara lain:
- Funtastic Learning (Rp1.750.000/paket)
- New Halo Balita (Rp2.875.000/paket)
- Nabiku Idolaku Balita
- Learning Islam for Kids
- Seri Ilmuwan Muslim
Selain itu, untuk retail ia mengambil stok dari penerbit lokal seperti Grow the Seed, Tasmim, Yaumi Kids, Rintik Publishing, Ziyad/Visi Mandiri, Haum, Folxtale, hingga Mighty Jungle.
Dengan harga paket yang cukup tinggi, omzet dari Mandira sejak Juni 2024 hingga kini mencapai Rp25 juta, sementara dari retail yang baru ia jalankan awal 2025, sudah terkumpul sekitar Rp3 juta.
Bagi Suraiya, menjual buku bukan hanya soal bisnis, tetapi juga misi. Ia percaya bahwa fitrah keimanan anak perlu dikenalkan sejak dini. Buku menjadi media untuk memperkenalkan siapa Tuhan mereka, bagaimana kasih sayang-Nya, hingga teladan nyata dari para nabi.
Untuk membuat pengalaman membaca lebih menyenangkan, ia mengenalkan konsep bookish play menggabungkan buku dengan aktivitas bermain. Melalui metode ini, anak-anak belajar dengan cara yang lebih hidup. Melatih ingatan, meningkatkan kognitif, mengasah koordinasi mata dan tangan, serta menghubungkan cerita dengan pengalaman nyata.
"Intinya biar anak tahu secara nyata, bahwa dengan membaca dia bisa memahami banyak hal," tuturnya.
Di akhir perbincangan, Suraiya menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna:
"Mulai aja dulu. Kalau mikirin harus sempurna, harus ada alat ini itu, nggak akan jalan. Bisa dimulai dari sesuatu yang kita suka, biar enjoy. Sambil berjalan, sambil belajar."
Suraiya adalah contoh nyata bahwa perjalanan berwirausaha tidak selalu lurus, tetapi penuh liku, percobaan, dan penyesuaian. Namun, dengan keberanian memulai, setiap perempuan bisa menemukan jalannya sendiri meski dari ruang sederhana bernama rumah.
Karena bagi Suraiya, ibu bukan hanya penjaga rumah, tapi juga penjaga mimpi.Â
Artikel ini merupakan tugas mata kuliah kewirausahaan pada semester V Prodi KPI Institut Muslim Cendekia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI