Atau pun nama-nama ini, Simon Tahamata, Piere van Hooijdonk, Sony Silooy, Izaak Pattiwael, dan sebagainya.
Dan jangan lupa, Ruud Gullit juga berdarah Maluku dan Jawa. Ruud Gullit ini lahir dari wanita Suriname, sedangkan ayahnya berdarah Ambon, George Gullit.
Seperti diketahui, di Suriname, sebuah wilayah di Amerika Selatan ini, banyak dihuni oleh keturunan Jawa. Pada sejarahnya, pada abad ke 19 orang-orang Jawa (mencapai 33.000) didatangkan Belanda untuk bekerja di perkebunan di negara yang sama-sama wilayah kolonialisme.
Tak heran di setiap kompetisi yang melibatkan Belanda, orang-orang Maluku sudah pasti mendukung Oranye.
Seperti salah satunya yang teranyar. Ketika Belanda memenangkan laga pertamanya atas Ukraina di Piala Eropa 2020 pada Senin (14/6/2021) lalu, orang-orang Ambon turut konvoi merayakan kemenangan itu.
Bahkan dan sangat disayangkan, mereka tidak mempedulikan aturan protokol kesehatan, tidak memakai masker atau pun menjaga jarak.
Selain menggunakan mobil, mereka juga menggunakan motor sembari membawa bendera Belanda dan berseragam oranye. Ada juga sejumlah pemuda yang bertelanjang dada.
Salah seorang di antara mereka, John, mengatakan ini adalah salah satu bentuk kegembiraan atas tim favorit mereka, sejak Belanda bahkan tidak lolos ke Piala Dunia Rusia 2018. Juga di Euro 2016 Perancis.
"Kami bisa tampil lagi, setelah absen di Piala Dunia 2018 dan Piala Eropa 2016," katanya.
Ketika Indonesia tampil di Piala Dunia 1938, yang pada saat itu diwakili Hindia-Belanda, sejumlah pemain asal Maluku juga ikut memperkuat.
Ruud Gullit yang mantan pemain Barcelona juga pernah datang ke Ambon pada tahun 2015 lalu.