Catatan, pada leg pertama di Stadion Ikada, Jakarta, Maulwi Saelan dkk menang 2-0. Kedua gol itu diborong oleh Ramang. Giliran bertandang ke Cina, Indonesia kalah 3-4.
Penentuan digelar di tempat netral, yaitu di Myanmar. Skor 0-0. Maka dengan demikian Indonesia berhak melaju ke babak berikutnya.
Namun Indonesia harus bertemu dengan Israel sebagai juara wilayah barat. Tidak mau berlaga di Israel, Indonesia sempat mengirimkan surat kepada FIFA agar digelar di tempat netral. Akan tetapi FIFA menolaknya.
Dengan demikian, Indonesia terpaksa mengundurkan diri.Â
Pada perjalanan selanjutnya, ternyata Israel lah yang pada akhirnya memperoleh tiket ke Swedia.
Di kualifikasi zona Asia-Afrika, Israel bergabung dengan Mesir dan Sudan. Kualifikasi itu menghasilkan pertemuan di partai puncak antara Sudan dan Israel.
Mengikuti langkah Liga Arab yang memboikot Israel, maka Sudan pun enggan berlaga melawan Bintang Daud. Maka dengan demikian, Israel lah yang otomatis ke Swedia.
Penolakan lainnya dari Indonesia adalah pada momen Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Soekarno pada waktu itu tidak memberikan visa kepada Israel. Karenanya Indonesia mendapatkan sanksi, yaitu dicopotnya keanggotaan Indonesia dari IOC (International Olympic Committee).
Itulah cikal bakal Israel tidak lagi menjadi anggota AFC sejak tahun 1974. Maka negara Yahudi itu kini mengikuti kualifikasi Piala Dunia bergabung dengan zona Eropa, sejak kualifikasi Piala Dunia 1982.
Klub-klub negara Bintang Daud itu pun mulai mengikuti kompetisi-kompetisi klubnya di Eropa sejak tahun 1991. Alhasil, Asosiasi Sepakbola Israel pun resmi diakui menjadi anggota UEFA pada tahun 1994.
Urusan politik ternyata berimbas juga kepada sepakbola.