Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Suriname Ada 2 Kiblat Masjid, Barat dan Timur, Mengapa?

3 Mei 2021   09:04 Diperbarui: 3 Mei 2021   09:38 3104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesjid di Suriname (smol.id)


Umat Islam diwajibkan dalam melakukan sholat menghadap ke arah Ka'bah.

Karena Indonesia berada di sebelah timur Mekah, maka umat Islam di Indonesia melakukan sholat dengan menghadap ke arah barat.

Tapi ada yang berlainan dan unik dari mesjid-mesjid yang ada di Suriname.

Mesjid-mesjid di Suriname, sebuah negara yang terletak di Amerika Selatan, terbagi dua. Yaitu ada yang menghadap ke arah barat dan ada yang ke arah timur. Mengapa demikian?

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Umumnya agama Islam di negara yang dulu namanya Guyana Belanda itu mayoritas dianut oleh orang-orang keturunan Jawa yang menetap di sana.

Pada waktu orang-orang Jawa itu didatangkan pemerintah Hindia-Belanda ke negara itu, orang-orang Jawa melakukan sholat seperti kebiasaan mereka semasa di tanah leluhurnya, yaitu ke barat.

Sejatinya, Suriname ini berada di sebelah barat Mekah, Arab Saudi, dimana Ka'bah di sana. Dan dalam melakukan sholat seharusnya menghadap ke timur.

Duta besar RI untuk Republik Suriname, Julang Pujianto, mengatakan bahwa pada saat penduduk Jawa datang ke Guyana Belanda pada abad ke 19 pada saat itu belum ada yang namanya teknologi kompas.

"Di Jawa menghadap ke barat, maka di Suriname pun mereka menghadap ke barat," kata Pujianto, Kamis (29/4/2021) malam.

Mesjid-mesjid lantas banyak didirikan oleh komunitas Jawa dengan menuruti struktur yang memungkinkan orang untuk sholat menghadap ke barat seperti yang biasa mereka lakukan di Indonesia.

Seiring dengan kemajuan teknologi, dengan ditemukannya kompas, mereka mulai mengetahui dan sadar jika negara itu dalam melakukan sholat seharusnya menghadap ke arah timur.

"Namun untuk melakukan perubahan itu tidak mudah. Orang-orang tua mereka menekankan jika sholat itu menghadap ke barat," kata Pujianto.

Pujianto juga menjelaskan selama ini orang-orang Jawa di sana masih mengikuti perkembangan pembangunan di Indonesia. Dari sudah membuat kapal terbang, pembangunan MRT, dan sebagainya.

Yang mereka ikuti baik lewat YouTube maupun televisi.

Bahkan ketika artis dan penyanyi campursari Didi Kempot meninggal beberapa waktu lalu, beritanya langsung mereka ketahui dan terharu.

Mereka juga mengenal penyanyi "Walang Keke" Waldjinah.

Mereka bahkan memperingati saat-saat kedatangan mereka ke negara itu. Ya, setiap tanggal 9 Agustus mereka memperingati.

Tanggal itu disebut juga dengan Hari Imigrasi Jawa, atau "The Day of Wong Jawa".

Tak berbeda jauh dengan situasi di Indonesia, suasana Ramadhan di sana juga cukup terbatas terkait Pandemi Covid-19 sekarang ini.

Sholat tarawih diijinkan tetapi secara bersama-sama tidak boleh melebihi lima orang.

Orang-orang Jawa di sana juga kerap menghadiri acara-acara yang berbau Indonesia. Misalnya Charity Indonesian Day, Indo Fair, juga perayaan 17 Agustus.

Di sana juga ada open house dalam perayaan Idul Fitri di antara komunitas.

Kedatangan orang-orang terutama dari Jawa seperti yang disebutkan di atas ini berawal dari dihapuskannya sistem perbudakan di dunia pada tanggal 1 Juli 1883.

Karenanya perkebunan-perkebunan Belanda di Suriname terkena dampaknya. Jadi terlantar.

Ditambah lagi pada saat itu Belanda melihat orang-orang Jawa sangat miskin dan adanya bencana letusan gunung berapi.

Maka antara tahun 1890 sampai dengan 1939 Belanda mengirimkan sekitar 33.000 yang mayoritas orang Jawa (menurut beberapa sumber ada juga sedikit yang dari Jawa Barat) ke Guyana Barat untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan itu.

Ketika Belanda kalah dari Jepang di Perang Dunia ke II hanya sedikit dari mereka yang kembali ke tanah air. Kebanyakan orang-orang Jawa itu menetap di Suriname dan membentuk komunitas.

Tadi disebutkan ada juga sedikit orang dari Jawa Barat, dan satu dua dari Maluku. Akan tetapi mereka sudah berbaur keberadaannya dengan orang-orang Jawa.

Persentase Islam yang sekitar 15 persen dari keseluruhan agama yang diakui pemerintah umumnya didominasi oleh orang-orang keturunan Jawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun