Buah tidak jauh pohonnya, atau kelakuan tuan yang dicontoh oleh bawahannya. Sebagai perbandingan, jika Timor Leste indeksnya 38, maka indeks korupsi Indonesia pada 2019 itu ada di 40 (urutan ke 102 dari 180 negara yang disurvei).
Akan tetapi indeks korupsi Indonesia memburuk pada tahun 2020, di angka 37 (102 dari 180). Turun 3 poin.
Merdeka sudah dua puluh tahun dari Indonesia, namun negara yang masih berjuang untuk menjadi negara itu masih disorot soal kemiskinan dan ketidakadilan yang senjang.
Survei pada tahun 2015 mendapatkan tiga masalah besar yang menjadi monster di Bumi Lorosae adalah pengangguran sebesar 62,6 persen, kemiskinan dengan 49 persen, dan korupsi dengan 17,6 persen.
CAC mengakui tiga momok tersebut, namun 78 persen penduduk nampaknya menempatkan korupsi sebagai masalah yang terbesar, bukan pengangguran.
Banyak faktor yang memicu seorang pejabat di Timor Leste melakukan korupsi. Dalam studinya pada 2015, CAC menemukan keinginan untuk meraup kekayaan dengan mudah berada di angka 61,1 persen. Yang kedua adalah rendahnya gaji pejabat (40,2 persen), dan faktor ketiga adalah ketidakmampuan menegakkan hukum koruptor (26,9 persen).
Lantas siapakah yang menghasilkan produk perilaku korupsi di Bumi Lorosae?
Dalam tulisannya berjudul "Korupsi: Menghindari Ritualisme Kelembagaan" (2013), Aderito de Jesus Soares mengatakan banyak orang Timor Leste yakin bahwa korupsi adalah produk warisan sejarah kolonialisme.
Dalam hal ini, Portugal dan Indonesia harus disalahkan. Pada masa Timor Leste menjadi propinsi Indonesia yang ke 27 tercatat banyak korupsi marak terjadi di semua lapisan masyarakat.
Orang-orang Timor-Leste mengkambinghitamkan Indonesia mewariskan budaya korupsi di negaranya. Terjadi juga mereka yang dulunya pahlawan kemerdekaan Timor Timur kini berkhianat dengan melakukan korupsi.
Disini apa yang dimaksudkan dengan pelayan mencontoh sikap tuannya. Di Indonesia saat itu trending topic apa yang disebut dengan KKN, di masa pemerintahan Orde Baru pimpinan Soeharto yang sangat tabu untuk diperbincangkan.