Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dua Puluh Tahun Merdeka, Bahasa Indonesia Masih Digunakan di Timor Leste?

4 Februari 2021   11:03 Diperbarui: 4 Februari 2021   11:37 4301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Eurico Guterres. Apakah Anda mengenal nama ini. Siapa dia sebenarnya?

Pada pertengahan Desember tahun lalu, tepatnya 15 Desember 2020 Eurico Guterres termasuk salah satu dari 11.485 mantan milisi Timor Timur yang berjuang dan pro kepada Indonesia, mendapatkan penghargaan dari Prabowo Subianto.

Seperti diketahui, pada tahun 1975 Indonesia mulai menjejakkan kakinya di Bumi Lorosae dengan maksud untuk menancapkan kukunya di sana, alias melakukan invasi atas Timor Timur yang pada saat itu belum sempat terbentuk pemerintahan.

Fretilin menyatakan deklarasi pada 28 Nopember 1975 dari Portugis, sedangkan Indonesia menjejakkan kaki 9 hari kemudian.

Banyak penduduk Timor Timur yang tewas disebabkan peperangan, ditambah lagi kemiskinan dan penyakit, maka pada tanggal 30 Agustus 1999 PBB mensponsori suatu referendum untuk menentukan nasib Timor Timur.

Hasilnya ternyata hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih untuk merdeka dari Indonesia.

Eurico Guterres termasuk salah satu orang yang menentang referendum itu. Eurico Guterres, Wakil Ketua milisi pro Indonesia sangat ditakuti rakyat Timor Timur karena kekejamannya.

Dialah orang yang dituduh paling bertanggungjawab dalam pembantaian rakyat Timor Timur. Tak rela Timor Timur lepas dari genggaman, paska referendum tersebut milisi pro Indonesia disertai dukungan Kopassus membunuh ribuan rakyat, ratusan ribu mengungsi ke Atambua di barat yang berbatasan dengan NTT, mereka juga memporak-porandakan infrastruktur.

UNHCR (badan PBB untuk urusan pengungsi) lantas mengirimkan sejumlah pekerjanya ke Atambua. Irish Times melaporkan Eurico Guterres membunuh tiga orang pekerja UNHCR tersebut.

Tak pelak tindakan itu memicu kecaman dari dunia internasional. Eurico Guterres harus ditangkap dan diadili dengan hukum internasional.

Selain melakukan pembunuhan kepada pekerja UNHCR, Guterres juga merusak dan membakar kantor UNHCR di Atambua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun