Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Dinikmati Rakyat Timor Leste? Hanya Kemerdekaan!

24 November 2020   10:05 Diperbarui: 24 November 2020   10:40 1738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi di Timor Leste (kupang.tribunnews.com)


Dunia, khususnya Amnesti Internasional menuduh Indonesia sebagai pelanggar HAM di Timor Leste (dahulu Timor Timur). 

Paska Fretilin menyatakan kemerdekaan Timor Timur dari Portugis yang sudah menjajah mereka sejak abad ke 16. Beberapa hari kemudian, yaitu 7 Desember 1975, Kopassus mulai memasuki wilayah yang juga disebut dengan Bumi Lorosae itu, dengan maksud untuk mengklaim jika Timor Timur adalah bagian dari NKRI.

Serta merta bentrokan pun tak terhindarkan antara Fretilin dengan militer Indonesia (Kopassus). Kota pertama yang ditaklukkan Indonesia untuk pertama kalinya adalah Baucau, kota kedua terbesar di Timor Timur.

Dalam aneksasi ini lebih dari 200.000 rakyat Timor Timur tewas dalam serangan yang dikenal dengan Operasi Seroja tersebut.

Komisi Penyelidikan Timor Timur menyebutkan jika pembantaian itu adalah genosida terburuk abad ke 20.

Melalui sebuah referendum yang diadakan pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia.

Paska jajak pendapat yang disponsori PBB itu, seakan tak rela Bumi Lorosae lepas, milisi Anti Kemerdekaan Timor Timur dengan dukungan Kopassus mengadakan genosida besar-besaran kepada rakyat Timor Timur, lebih dari 300.000 lainnya terpaksa mengungsi ke Timor Barat.

Untuk mengakhiri kekerasan, PBB membentuk INTERFET (Pasukan Internasional Untuk Timor Timur). INTERFET yang melibatkan 20 negara itu diterjunkan ke Bumi Lorosae.

Mau tak mau, INTERFET ini harus berhadapan dengan Kopassus dan milisi pro Indonesia.

Pada saat-saat seperti inilah timbul ketegangan hubungan antara Indonesia dan Australia. Ini pasalnya, ada lebih dari 5.000 anggota INTERFET yang dari Australia.

Selain Australia yang mayoritas, anggota lainnya INTERFET ini adalah Inggris dan Selandia Baru. Sedikit saja terjadi gesekan, maka akan memicu bentrokan berdarah dengan Interfet khususnya dengan Australia.

Panglima Darurat Militer Indonesia saat itu, Letnan Jenderal Kiki Syahnakri mulai mewanti-wanti agar menghindari terjadinya bentrokan berdarah dengan pasukan INTERFET.

Di majalah Intisari pernah ditulis artikel ini dengan judul "Hampir Jadikan Timor Leste Medan Peperangan, Inilah Saat-saat Menegangkan Ketika Indonesia dan Australia Nyaris Berperang, Untung Tak Pernah Terjadi".

Setelah masa transisi itu, atau tiga tahun setelah referendum, Timor Timur diakui menjadi sebuah negara pada 20 Mei 2002. Namanya kemudian berubah menjadi Timor Leste (Leste berasal dari Bahasa Portugis).

Pernyataan mengejutkan, jurnal presisi menyebutkan ternyata ada peran Amerika di balik invasi Indonesia ke Bumi Lorosae itu.

The Guardian menyebutkan militer Indonesia yang menginvasi dan melakukan kekerasan di Timor Timur itu ternyata dilatih oleh Amerika Serikat dan yang juga disponsori Inggris dalam suatu program rahasia yang dinamakan "Iron Balance". Pemerintah Inggris telah menghabiskan banyak dana untuk melatih 50 anggota militer Indonesia.

Amerika sendiri mengakui perannya dalam pelatihan militer Indonesia tersebut di bawah proyek yang dinamakan JCET (Joint Combined Education and Training).

Pembantaian di Santa Cruz 1991 dan pembantaian di Krakas 1983 dilakukan Kopassus yang dilatih Amerika. Salah satu komandan yang dilatih Amerika adalah Prabowo Subianto.

Harian The Observer melaporkan ada 24 anggota senior pasukan Indonesia yang dilatih di perguruan tinggi di Inggris sejak Mei 1997.

Dua dekade telah berlalu, Timor Leste tidak dapat menikmati apa-apa lagi, kecuali kemerdekaan!

Rilis terbaru, UNDP (United Nations Development Programme) menempatkan negara ini di peringkat ke 152 dari 162 negara termiskin di dunia. Sedangkan dalam indeks kelaparan, Global Hunger Index menyebutkan Timor Leste adalah negara kedua terlapar di dunia setelah Chad di Afrika Tengah.

Mereka sebenarnya memiliki modal kekayaan untuk menghidupi rakyatnya, yaitu minyak bumi dan gas yang terbenam di Laut Timor.

Akan tetapi minyak bumi dan gas itu dilaporkan hampir habis. Dan pada 2027, Timor Leste diperkirakan akan bangkrut!

Untuk tetap dapat hidup, mereka mau tak mau harus menjadi negara pengutang dan memohon belas kasihan negara lain.

Akan tetapi tanpa mengenal ampun, lembaga-lembaga asing yang meminjamkan mengenakan bunga yang mencekik. 

Oukosi Post 11 September 2020 lalu memuat berita mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta yang menghardik pemerintah dan Bank Sentral atau BCTL (Banco Central de Timor Leste) dengan mengatakan mereka "bungkam" dengan bunga yang kejam.

Lembaga-lembaga asing itu adalah BRI, Bank Mandiri, ANZ, BNU/CGS yang menerapkan bunga 16 persen atau lebih.

"Ini pembunuh utama perekonomian. Rakyat Timor Leste tidak dapat membayarnya," kata Ramos Horta penuh emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun