Sorotan lain lawatan Prabowo ke AS juga ditulis oleh The New York Times edisi Rabu (14/10/2020).Â
Pada intinya media itu mengatakan Prabowo yang dulu diblokir dalam masa kepimpinan tiga presiden AS karena pelanggaran HAM pada saat dia menjabat Danjen Kopassus, kini di masa pemerintahan Donald Trump mendapatkan undangan untuk melakukan pembicaraan dengan Menlu AS.
Sebelumnya, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana sudah mewanti-wanti agar Prabowo berhati-hati ketika berada di AS. Ada dua undang-undang di AS yang memperbolehkan seseorang pelanggar HAM di masa lalu diseret ke pengadilan oleh orang-orang yang merasa dirugikan.
Dalam hal ini, Juwana mencontohkan orang-orang Timor Leste yang bermukim di AS.
Hal tersebut pernah terjadi kepada Johnny Lumintang (2001) dan Sintong Panjaitan (1994) ketika kedua tokoh itu berkunjung ke AS.
Juwana juga sependapat dengan New York Times yang menyebutkan undangan kepada Prabowo itu merupakan strategi AS untuk menghadapi Cina. Bahkan pakar hubungan internasional juga mengiyakan.
Hal tersebut dapat dijelaskan. Seperti diketahui jika Anda sering menyimak berita politik terutama soal hubungan internasional, AS dan Cina sekarang sedang bersitegang.
AS memprediksi Indonesia akan bersimpuh kepada Cina karena ketergantungan ekonomi Indonesia kepada negara Tirai Bambu itu.
Dengan demikian, karena ketergantungan ekonomi itu, Indonesia akan dengan mudah dikendalikan oleh Cina. "Padahal Indonesia mempunyai peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun Cina," kata Juwana.
Kedekatan ekonomi itu dicemaskan oleh AS akan mempengaruhi prinsip bebas aktif Indonesia. Cina juga memiliki rencana untuk membangun pangkalan militer di Indonesia.
Maka dengan bentuk pendekatan kepada Indonesia dengan mengundang Prabowo itu maka akan terjalin kerjasama pertahanan antar kedua negara. Dalam hal ini, AS ingin memberi kesan kepada Cina, jika Indonesia berpihak kepada AS.
