Sama-sama kendaraan listrik. Kalau dengan Hyundai dalam hal pengadaan armada mobil, tapi kalau dengan PT GTI bekerjasama dalam hal armada motor.
Seperti diketahui, Grab Indonesia ini mengoperasikan sejumlah kendaraan, baik mobil maupun motor untuk operasionalnya.
Kendaraan operasional Grab yang sekarang ini ada kekurangannya. Yaitu soal biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan bakar dan perawatannya.
"Kalau sehari mengeluarkan biaya sekitar Rp 40.000 sampai Rp 60.000 untuk biaya bahan bakar, maka dengan menggunakan kendaraan listrik biaya tersebut menjadi hilang," jelas Ade Sulistioputra, coo PT Gesits Technologies Indonesia.
"Dengan kendaraan listrik, biaya-biaya seperti ganti oli dan servis menjadi tidak ada," tambah Ade beberapa hari yang lalu.
Ade menjelaskan selain dengan Grab, PT GTI juga bakal menjalani kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang operasionalnya menggunakan motor listrik, juga PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Apa yang dikatakan Ade memang benar, selain memangkas biaya BBM dan perawatan, penggunaan kendaraan listrik juga membantu pemerintah dalam mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan BBM.
Tentunya, baik Hyundai Motor Company maupun PT Gesits Technologies Indonesia mendapatkan keuntungan berupa promosi dan mendorong pemakaian kendaraan listrik di Indonesia.Â
Selain dengan GTI dan HMC, Grab juga bekerjasama dengan Honda Astra Motor.
Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan mampu memproduksi kendaraan listrik dan baterai pada tahun 2022.
Untuk itu sejumlah peraturan sedang disiapkan dan akan segera disusun Kementerian Perindustrian untuk mempercepat menghasilkan produksi kendaraan bermotor di dalam negeri berbasis baterai.