Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Grab 2020, Dukung Pemerintah dan Jalin Kerja Sama

17 Desember 2019   07:08 Diperbarui: 17 Desember 2019   07:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gesits dan Grab bekerjasama (otorider.com)

Memasuki tahun 2020, perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company (HMC) sudah mewanti-wanti bakal mengeluarkan kocek sebesar USD 1,5 miliar (sekitar Rp 21 triliun) untuk menanamkan investasinya di Indonesia.

Hyundai sendiri saat ini masih mencari jajakan untuk mencari mobil yang cocok untuk digunakan di Indonesia.

Untuk itu, tahap pertama, Hyundai akan menjalin kerjasama dengan Grab Indonesia, untuk pengadaan mobil listrik yang akan dijadikan armada Grab. Dalam waktu dekat ini, Hyundai akan memakai mobil listrik Ioniq untuk armada Grab.

Mobil Hyundai Ioniq ini memiliki kapasitas listrik 38 kWh. "Model ini cocok buat Indonesia, biasanya 28 kWh," kata Ridzki Kramadibrata - Presiden Grab Indonesia - Jum'at (13/12/2019), di Gedung Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta.

"Dari Korea Selatan diimpor dulu 20 unit Ioniq Hyundai, sebagai ujicoba, nanti Hyundai akan membangun produksi di Indonesia, ditargetkan pada akhir 2020 mencapai 500 unit" tambah Ridzki.

Dalam sambutannya pada acara peluncuran road map Ekosistem Kendaraan Listrik Grab dan Pemerintah Indonesia, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, "Hyundai akan mulai ground breaking bulan Maret atau April tahun depan, ini era baru buat kita" kata Luhut, pada waktu dan tempat yang sama dengan Ridzki.

Ini adalah salah satu bentuk dukungan Grab pada upaya pemerintah menekan polusi udara yang dikecam berbagai pihak peduli lingkungan.

"Kita harus fokus dulu, 20 armada Hyundai Ioniq bakal menjadi armada Grab awal tahun depan, Asia Tenggara sangat potensial untuk perkembangan industri EV (Electric Vehicle). Dan kami mendukung pemerintah Indonesia mempercepat pengembangan industri EV ini" kata Yoon Seok Choi, Presiden Direktur dari Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.

Di saat Hyundai masih mencari-cari mobil apa yang cocok untuk Indonesia, kerjasama dengan Grab awal tahun 2020 sekaligus juga dijadikan ujicoba, atau riset.

Terbesar di Asia Tenggara, Grab memiliki 200 unit Electric Vehicle.

Selain bekerjasama dengan Hyundai, Grab Indonesia pun menjalin kerjasama dengan produsen motor listrik Indonesia, yaitu PT Gesits Technologies Indonesia (GTI).

Sama-sama kendaraan listrik. Kalau dengan Hyundai dalam hal pengadaan armada mobil, tapi kalau dengan PT GTI bekerjasama dalam hal armada motor.

Seperti diketahui, Grab Indonesia ini mengoperasikan sejumlah kendaraan, baik mobil maupun motor untuk operasionalnya.

Kendaraan operasional Grab yang sekarang ini ada kekurangannya. Yaitu soal biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan bakar dan perawatannya.

"Kalau sehari mengeluarkan biaya sekitar Rp 40.000 sampai Rp 60.000 untuk biaya bahan bakar, maka dengan menggunakan kendaraan listrik biaya tersebut menjadi hilang," jelas Ade Sulistioputra, coo PT Gesits Technologies Indonesia.

"Dengan kendaraan listrik, biaya-biaya seperti ganti oli dan servis menjadi tidak ada," tambah Ade beberapa hari yang lalu.

Ade menjelaskan selain dengan Grab, PT GTI juga bakal menjalani kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang operasionalnya menggunakan motor listrik, juga PLN (Perusahaan Listrik Negara).

Apa yang dikatakan Ade memang benar, selain memangkas biaya BBM dan perawatan, penggunaan kendaraan listrik juga membantu pemerintah dalam mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan BBM.

Tentunya, baik Hyundai Motor Company maupun PT Gesits Technologies Indonesia mendapatkan keuntungan berupa promosi dan mendorong pemakaian kendaraan listrik di Indonesia. 

Selain dengan GTI dan HMC, Grab juga bekerjasama dengan Honda Astra Motor.

Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan mampu memproduksi kendaraan listrik dan baterai pada tahun 2022.

Untuk itu sejumlah peraturan sedang disiapkan dan akan segera disusun Kementerian Perindustrian untuk mempercepat menghasilkan produksi kendaraan bermotor di dalam negeri berbasis baterai.

"Ini juga termasuk bahan bakunya, banyak investor yang tertarik," Putu Juli Ardika dari Kemenperin RI.

Kemenperin juga mendorong kendaraan listrik untuk digunakan pada transportasi umum.

Lebih jauh Ardika juga menjelaskan pemerintah menargetkan pada tahun 2025 produksi kendaraan listrik bisa mencapai 20 persen dari keseluruhan produksi, atau 400.000 unit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun