Chile dihukum dengan larangan satu laga tanpa penonton karena melakukan pelanggaran yang kedua. Sebagian ada juga yang dihukum karena nyanyian-nyanyian homofobia.
Denda saat itu bervariasi dari Rp 348 juta sampai Rp 1 miliar. Indonesia berpotensi dihukum lebih keras, karena ada serangan ke suporter tim Malaysia sejak sebelum laga sampai ketika laga berlangsung.
Insiden kericuhan tersebut ditanggapi Kemenpora. Kemenpora berharap insiden ini tidak mengurangi upaya yang Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
"Oktober nanti akan dinilai layak atau tidaknya Indonesia menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20, jangan sampai kejadian ini mengganggu bidding kita," kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto.
Untuk calon penyelenggara Piala Dunia U-20, Indonesia akan bersaing dengan Peru dan Brasil. Pengumuman siapa pemenang tender ini, akan diumumkan FIFA pada 23-24 Oktober di Shanghai, Cina.
Poin negatif diperoleh Indonesia dalam bidding pencalonan menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20 201 serta Piala Dunia 2034.
Pemerhati Sepakbola Indonesia, Akmal Marhali, menilai kejadian malam itu sebagai sangat memalukan dan kampungan, suporter tidak bisa dikendalikan, sementara aparat juga tidak siap mengantisipasi keadaan. Padahal Indonesia sedang calon tuan rumah Piala Dunia.
Atas insiden tersebut, jelas korelasi suporter Indonesia dan Malaysia semakin memanas. Fans Harimau Malaya ramai-ramai membuat postingan mendesak FIFA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
Insiden Senayan juga mendapat sorotan media-media Negeri Jiran.
Laga itu sendiri berakhir dengan skor 3-2 untuk Negeri Jiran.
Tiga gol Malaysia dicetak oleh Mohamadou Sumareh, 2 gol di menit ke 37 dan 90+6.
