Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik

Titiek Soeharto dan Aksi Unjuk Rasa

19 Mei 2019   05:00 Diperbarui: 19 Mei 2019   07:36 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Titiek Soeharto (politik.rmol.co)

Kubu Prabowo, dalam hal ini putri mantan Presiden Soeharto mengatakan dia tidak akan menggunakan haknya melaporkan kecurangan yang terjadi di Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi seperti yang diatur oleh undang-undang Pemilu.

Melainkan mantan isteri capres Prabowo ini akan menerjunkan massa dalam jumlah banyak, turun ke jalan.

Siti Hediati Hariyadi atau umum disapa Titiek Soeharto yang turut hadir dalam acara deklarasi bersama "gerakan kedaulatan rakyat" pada Jum'at (17/5/2019) lalu, berorasi tidak akan membawa dugaan kecurangan dalam Pilpres ke Mahkamah Konstitusi, tapi dengan cara menerjunkan massa turun ke jalan, berunjuk rasa menuntut Paslon 01 untuk mundur.

Acara yang dihelat Grand Sahid Hotel, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat itu terselenggara berkat inisiasi para pengusung 02.

Dalam simposium kecurangan, selain Prabowo, Titiek, dan cawapres Sandiaga Uno, hadir pula  Amien Rais, Ketua Dewan Kehormatan PAN. Serta petinggi-petinggi parpol pengusung Prabowo-Sandi.

Titiek mengemukakan alasannya mengapa tidak melaporkan ke MK. Menurutnya, hal tersebut didasarkan pada pengalaman pada 2014 silam. Pada waktu, diajukan ke MK, apa-apanya belum diperiksa, sudah diputuskan bahwa yang menang di kubu sana. Makanya, sekarang tidak lagi akan ke MK. Tapi turun ke jalan.

Dalam orasinya, Titiek juga menyatakan massa yang akan turun jumlahnya banyak, pada berkisar tanggal 20, 21, atau 22 Mei 2019.

Titiek juga menjelaskan jumlah banyaknya itu. "Lebih banyak dari jumlah aparat yang diterjunkan pemerintah, kalau pemerintah menurunkan 120.000 polisi, atau 170.000 TNI, maka massa akan lebih dari itu, Insyaallah," katanya.

Sementara itu, laman asing Sydney Morning Herald, memuat artikel, Senin (13/5/2019) berjudul "Indonesia's Prabowo must face reality and accept defeat". Wartawan Australia, James Massola menulis artikel tersebut.

Dalam artikelnya, Massola mengatakan angka perolehan suara pasangan Jokowi-Ma'ruf semakin terus memperbaiki dari hari ke hari.

Tapi, seperti pada 2014, Prabowo menolak hasil real count itu serta mengklaim dirinya menang 62 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun