Sangat menarik untuk mengikuti setiap saat hasil hitung cepat perolehan suara hasil pemilu 2019 yang usai pada 17 April lalu.
Sampai saat ini, Paslon 01 masih mengungguli Paslon 02, dengan perolehan berbanding 55-45.
Paslon 02 sangat menguasai perolehan suara di wilayah Sumatera. Prabowo dan Sandiaga Uno unggul telak di Sumatera Barat (berkisar 91 berbanding 9 persen), lantas disusul oleh Aceh, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.
Kantong-kantong Prabowo lainnya di luar Sumatera, mereka unggul antara lain di Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Banten, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, dan Jawa Barat.
Ada dua daerah yang semula diungguli pasangan Prabowo Sandiaga Uno, yaitu Kalimantan Barat dan Bengkulu, yang lantas kemudian disalip oleh pasangan Jokowi Amin. Namun di kedua daerah itu, Kalbar dan Bengkulu, Jokowi cuma unggul tipis.
Sementara kantong-kantong yang didominasi kubu Jokowi-Ma'ruf adalah Bali dengan 93,8 persen, disusul Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Utara, dan Jawa Tengah (77,2 persen).
Kendati hasil quick count Jokowi Amin memenangkan Pilpres. Namun kubu Jokowi-Ma'ruf belum secara terang-terangan memproklamirkan kemenangan berdasarkan hasil quick count.
Sedangkan lawannya, mereka sudah mendeklarasikan kejayaan mendapatkan hasil sendiri real count.
Soal kekalahan Jokowi di Jawa Barat, menurut Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) wilayah Jabar, Dedi Mulyadi, mengemukakan penyebabnya karena sebanyak tujuh juta warga Jawa Barat telah termakan isu hoax.Â
Di Jabar ada 1,7 juta penerima program keluarga harapan. Hal tersebut diartikan warga Jabar sudah langsung menerima kebijakan Jokowi selama ini. "Tapi tidak memberikan dampak tinggi pada pak Jokowi," kata Dedi.
Akses internet di Jabar yang telah meluas membuat mereka yang tinggal di area-area terpencil sudah dapat menikmati layanan teknologi, yang mana mereka termakan isu hoax lewat media sosial.