"Aku tahu, Sobat," seru perempuan itu sambil berdiri di depan jam yang memandangnya lekat. "Kini, aku terbangun oleh detak jarummu yang telah mengetuk dadaku."
"Tak salah aku membawamu ke rumahku, menemani hari-hariku, mengingatkanku. Kau benar, aku memang herus bangkit. Masa lalu dan derita adalah bagian dari perjalanan hidupku," lanjut perempuan itu lagi.
"Terima kasih, Sobat. Dan sekarang, aku akan melukismu, sebagai awal bagi imajinasiku yang telah kembali."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!