Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Taman Wisata Alam Angke Kapuk

26 Januari 2018   12:24 Diperbarui: 26 Januari 2018   12:32 1795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penat dengan hiruk-pikuk kota? Ajaklah keluarga ke Taman Wisata Alam ini. Di kawasan tersebut, kita tak hanya dapat menikmati suasana alam, tapi juga melihat konservasi mangrove dari dekat.

Barisan pohon mangrove dari berbagai jenis menjalar di sepanjang pesisir pantai. Bentuknya yang merambat dengan akar tunjang yang saling terikat menjadikan tumbuhan ini kokoh, layaknya benteng pertahanan dari kerasnya abrasi air laut.

Inilah yang dapat Anda temukan saat berkunjung ke Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, yang berbatasan langsung dengan Hutan Lindung Angke Kapuk di Teluk Jakarta dan Arboretum Angke Kapuk. Persisnya, TWA Angke Kapuk terletak di Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Hutan mangrove ini berada di bawah naungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta, kendati pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta selaku pemegang izin pengusahaan pariwisata alam. Kawasan yang dulu merupakan tambak liar kini telah disulap menjadi area konservasi mangrove dan wisata alam.

Di sini, pengunjung dapat mengamati mangrove dari dekat, baik yang tumbuh di daratan maupun di air. Ragam vegetasi mangrove dan hutan pantai/rawa ada di sini, namun yang dominan adalah bidara, warakas, api-api, cantigi, buta-buta, dan bakau.

Sementara itu, vegetasi rawa yang bisa ditemukan di sini adalah waru laut, bluntas, mendongan, trembesi, flamboyan, dadap, dan duri busyetan.

Akses menuju TWA Angke Kapuk cukup mudah. Anda dapat memanfaatkan berbagai moda transportasi, mulai dari Transjakarta, kereta commuterline, hingga kendaraan pribadi.

Alur kunjungan dimulai dari pusat informasi, sebelum kita bisa langsung menuju area wisata air. Di sepanjang sisi kanan dan kiri, terdapat area penanaman mangrove, pengamatan burung, hingga jembatan gantung yang menjadi favorit untuk swafoto bagi pengunjung.

Setelah itu, ada jembatan yang menghubungkan daratan dengan area rawa, tempat sisi terluar dari hutan mangrove, berbatasan langsung dengan pesisir pantai. Dari sini, jika Anda berbelok ke kiri dan mengikuti sepanjang jalan, Anda akan tiba di area parkir dan kantin.

Untuk menyusuri hutan mangrove, pihak pengelola menyediakan broadwalk yang dibuat khusus dari jejeran bambu berukuran besar dengan luas sekitar satu meter, memanjang membelah hutan. Rasa lelah menyusuri area seluas 99.82 hektare ini akan terbayar saat Anda melihat deretan mangrove yang rimbun.

Selagi berjalan, sesekali alihkanlah pandangan ke atas pohon. Bisa jadi, monyet ekor panjang sedang bertengger di sana. Total, ada 12 ekor monyet yang tinggal di kawasan ini. Pengunjung juga bisa melakukan pengamatan burung dan, jika beruntung, kita bisa menjumpai burung bangau yang umumnya muncul di pagi hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun