Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bentara Budaya Jakarta, Rumah dan Panggung Para Pencinta Seni

21 Oktober 2017   11:53 Diperbarui: 25 Oktober 2017   03:23 2356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembaga kebudayaan, begitu istilah yang disematkan pada Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Unik, lebih dari sekedar galeri seni, BBJ merupakan rumah dan panggung para pencinta seni dari berbagai dimensi kesenian.

Tak hanya filosofinya yang mendalam, namun juga konsep BBJ memiliki makna tersendiri. Arti kata Bentara sendiri adalah utusan. Para pendiri BBJ memiliki visi dan misi ingin Bentara Budaya bisa menjadi perutusan budaya Indonesia dengan cara memberi ruang apresiasi terhadap segala bentuk kesenian, baik kesenian yang dulu pernah ada dan terpinggirkan maupun kesenian kontemporer.

Paulina Dinartisti, Manajer Bentara Budaya Jakartamenjelaskan, bahwa dalam hal ini BBJ memfasilitasi agar kesenian yang pernah tumbuh tidak kemudian menjadi hilang.

Lebih rinci Dinar, begitu wanita paruh baya ini akrab disapa, menceritakan awal berdirinya BBJ yang merupakan bukan sesuatu yang disengaja. Karena para pemrakarsanya yang tak lain adalah pendiri Kelompok Kompas Gramedia (KKG) yaitu P.K. Ojong dan Jacob Oetama menyukai benda-benda seni dan memiliki banyak koleksi seperti lukisan, patung, benda-benda kayu, dan lainnya. Semakin lama jumlah koleksinya semakin bertambah banyak, namun sayang tidak ada tempat dan tidak ada orang yang bisa menangani semua itu.

Tahun 1982 di Yogyakarta ada sebuah lahan milik Kompas yang tak terpakai dan hendak dijadikan toko roti oleh pimpinan. Hal itu didengar oleh seniman di sana, mereka mengajukan bisa tidak tempat tersebut digunakan sebagai wadah berkumpulnya seniman. Kedua pendiri KKG setuju dan jadilah tempat itu sebagai apresiasi seniman lokal.

Berjalannya waktu melihat respons seniman cukup baik dalam menerima Bentara Budaya Yogyakarta, tahun 1986 dirintislah Bentara Budaya Jakarta persis di depan gedung KG. Karena lokasinya lebih luas, di BBJ inilah semua koleksi benda seni tersebut diserahkan ke BBJ untuk kemudian dikelola dan dipamerkan pada masyarakat luas.

streetdirectory.com.my
streetdirectory.com.my
Menyusul kemudian Bentara Budaya di Solo dan Bali. Dibawah manajemen yang sama, kegiatannya pun sama-sama di bidang seni. Yang membedakan, Bentara Budaya di tiga daerah unsur lokalnya lebih kental sesuai tradisi setempat, sementara BBJ lebih heterogen mengingat masyarakat Jakarta yang juga beragam latar belakang budaya serta perkembangan modernitas seninya lebih cepat dibanding ketiga daerah tersebut.

Keunikan lain dari BBJ adalah bentuk bangunannya yang khas berupa Rumah Kudus asli. Karena memang pendiri Bentara Budaya sangat mengagungkan tradisi. Sekitar tahun 1984 atau 1985 pimpinan KKG ditawari rumah Kudus oleh pemuka agama di sana yang memang rumah adat tersebut saat itu tinggal 4 buah saja yang orisinil dan besar.

"Pembelian rumah Kudus ini merupakan salah satu bentuk apresiasi BBJ dalam merawat tradisi," kata Dinar menegaskan.

Rumah Kudus berbentuk knock down ini didatangkan langsung dari Kudus. Sebuah bangunan monumental yang multifungsi. Kendati berumur ratusan tahun namun fisiknya masih kokoh dengan kondisi yang mengagumkan. Bangunan ini merupakan gagasan H. Ridwan Noor awal abad ke-20 yang diukir dan dikerjakan oleh seniman-seniman ukir selama lima tahun untuk melengkapi ukiran atau relief rumah unik ini.

Warisan yang dimiliki secara turun temurun tiga generasi milik Furqon Noor ini terdiri dari tiga ruang utama. Bagian depan disebut Jogo Satru, di belakangnya disebut Gedongan, dan sisi kiri kanan disebut Pawon.

Selain Rumah Kudus, ada bangunan penunjang di sisi kiri dan kanan yang merupakan karya desain YB Mangunwijaya sengaja dibuat ornamen kayu dan batu, mendekati konsepnya Rumah Kudus. Bangunan kembar bertingkat ini berfungsi sebagai ruang pameran yang menampilkan koleksi BBJ. Benda koleksi dipamerkan secara berkala sesuai tema, misalnya lukisan, kain, atau benda-benda artefak seperti guci dan keramik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun