Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benggol dan Bonggol di Jawa, "Sabda Alam" di Kekinian Sudah Pudar?

25 Oktober 2022   11:07 Diperbarui: 25 Oktober 2022   11:27 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benggol dalam kamus Bahasa Indonesia dimaknai sebagai satuan mata uang yang bermakna kekayaan atau harta. Uang.

Sedangkan bonggol bermakna hasrat atau kejantanan seksual.

Seperti diketahui, setelah Raden Wijaya meninggal, anaknya Jayanagara kemudian menggantikan ayahnya sebagai Raja Majapahit (1309-1328 Masehi).

Prasasti Sukamerta menyebutkan kalau Jayanagara ini adalah anak Raden Wijaya dari permaisurinya, Tribhuwaneswari.

Bagaimanakah penilaian dari "Sabda Alam" ini di jaman kekinian?

Seiring dengan kemajuan peradaban dan teknologi di segala bidang kehidupan, orang-orang kaya kendati pun disinyalir mempunyai lebih dari satu istri atau simpanan, namun tidak sedrastis di jaman kerajaan-kerajaan seperti yang disebutkan di atas.

Seperti di jaman penjajahan Hindia-Belanda, dimana banyak orang-orang kaya dan berpangkat yang memiliki simpanan sebagai hasrat seksual.

Nyai Dasima salah satunya. 

Kisah nyata di masyarakat Betawi dimana Nyai Dasima yang botoh merupakan simpanan dari tuan Edward William, orang kepercayaan Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris di Hindia-Belanda (1818-1824).

Belanda bertekuk lutut dari Inggris lewat Perjanjian Tuntang.

Namun fenomena seperti itu di jaman kekinian ini sudah semakin jarang terdengar atau mungkin sudah punah sama sekali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun