Salah satu "warisan" peninggalan Jawa di Srilanka adalah adanya "Masjid Jawa Jummah" yang dibangun pada abad ke 16 dan keberadaan mesjid itu masih digunakan sampai saat ini.
Pada 26 Maret 2021 lalu Duta Besar Indonesia untuk Srilanka mendapatkan undangan untuk menghadiri sebuah acara pertemuan keturunan Jawa Indonesia.
Acara yang berlangsung secara lesehan di Masjid Jawa Jummah di Kinniya itu, dalam pertemuannya dengan masyarakat keturunan Jawa Indonesia sang dubes disampingi juga oleh Pelaksana Fungsi Politik dan Sosbud.
Dalam pertemuan itu, masyarakat keturunan Indonesia mengungkapkan keinginannya untuk belajar budaya dan Bahasa Indonesia untuk memperkuat ikatan batin.
Menurut informasi, populasi penduduk Kinniya di Srilanka itu berjumlah 100.000 orang yang mayoritas beragama Muslim.
Kinniya adalah adalah sebuah kota yang berlokasi sekitar 240 kilometer dari Colombo, ibukota Srilanka, sebelah timur Tricomalle.
Dari jumlah 100.000 dimana Masjid Jawa Jummah itu berlokasi selain dihuni oleh penduduk dari etnis Moor Tamil, sebagian lainnya dari etnis Jawa.
Salah seorang keturunan Jawa yang menjadi pejabat di Tricomalle menyebutkan saat ini ada sekitar 40.000 penduduk Srilanka keturunan Indonesia.
Sedangkan jika disebutkan "orang Srilanka keturunan Melayu" (Indonesia dan Malaysia) maka itu jumlahnya 60.000 orang dan 80 persen dari persentase itu adalah keturunan Indonesia.
Pejabat keturunan Jawa itu menceritakan mesjid yang masih digunakan hingga saat ini itu dibangun pada abad ke 16 di atas tanah hibah dari Pemerintah Inggris yang disahkan keberadaannya pada tahun 1904.
Pada tahun 1959 "Sekjen" utusan agama Islam Srilanka menetapkan bahwa Masjid Jawa Jummah sebagai mesjid resmi yang beralamat di Jalan Jawa, Tricomalle.