Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fakta Penyebab Mengapa Orang Minang Suka Merantau di Daerah Lain

17 September 2021   10:05 Diperbarui: 18 September 2021   07:36 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Minang senang merantau (krsumsel.com)


Malin Kundang Anak Durhako, kisah Si Malin Kundang yang durhaka karena tidak mengakui ibunya sendiri menjadi salah satu kisah yang paling legendaris di antara kisah-kisah lainnya.

Dalam kisah diceritakan jika Si Malin Kundang merantau ke luar wilayah Minangkabau dan menjadi saudagar yang kaya raya di perantauan.

Mengenang orang Minang atau wilayahnya, orang setidaknya pasti akan terkenang kepada sifat-sifat orang Minang yang gemar merantau.

Hampir di seluruh penjuru tanah air maka kita akan melihat warung-warung atau restoran Padang hadir dengan masakannya yang sangat digemari.

Orang Minang juga banyak terlihat menjadi pedagang atau pengusaha, seperti pada kisah Si Malin Kundang.

Dilansir dari sebuah sumber, sebuah artikel menulis tentang beberapa alasan mengapa orang Minang senang atau harus merantau.

Adapun alasan mengapa orang Minang merantau dapat disimpulkan antara lain karena adanya perasaan malu, penemuan jati diri, simbol kedewasaan, dan karena faktor-faktor lainnya.

Menarik alasan orang Minang merantau karena adanya perasaan malu karena masih hidup dengan orangtua atau sanak saudara.

Perasaan malu itulah yang mendorong mereka untuk meninggalkan kampung halaman.

"Betapa pun darah bangsawan mengalir di tubuhnya, atau betapa pun tinggi ilmu agama yang dimilki, orangtua dari kekasih si pemuda lebih suka menjemput pemuda yang baru pulang dari merantau" kata Muhammad Radjab dalam buku otobiografinya "Semasa Kecil di Kampung" (2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun