Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ubah Gaya Hidup dan Dukungan Obat-obatan Untuk Mengontrol Gula Darah

2 Juni 2017   17:27 Diperbarui: 15 Agustus 2017   10:22 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diabetes www.slideshare.net

Pertama,  bisa jadi dokter hanya memberikan obat - apalagi dalam jumlah besar - tanpa disertai penjelasan kepada pasien. Kedua,  pasien mungkin mendapatkan informasi yang salah mengenai efek samping obat.

Misalnya,  pasien mendengar bahwa jika minum obat dalam jangka panjang maka mereka akan terkena kerusakan ginjal. Padahal,  kerusakan ginjal pada penyandang diabetes timbul akibat penyakitnya,  bukan karena obat. Diabetes adalah penyakit yang merusak organ tubuh,  dari mata,  kaki,  sampai saraf - tanpa berobat rutin,  organ-organ ini akan cepat rusak.

"Faktor yang mempersulit pengobatan diabetes adalah pasien yang merasa sudah lebih baik sehingga berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi obat, " ungkap Dr. Beny. "Atau,  mereka khawatir obat bisa merusak ginjal dan menghentikan pengobatan,  lalu memilih obat herbal yang belum diteliti secara ilmiah."

Ketika terjadi komplikasi,  beban penyakit akan bertambah. Sebanyak 30 persen komplikasi diabetes berbentuk kebutaan,  30-40 persen berupa serangan jantung,  dan 65 persen penyakit ginjal kronik. Nyeri saraf kaki juga dirasakan penyandang diabetes adalah akibat dari komplikasi penyakit. Karena itulah,  pasien diabetes perlu mengatasi keengganan dan ketakutan mereka terhadap obat.

Patut diketahui bahwa obat-obatan untuk penyandang diabetes telah sangat berkembang. Teknologi pengembangan obat diabetes saat ini sangat maju sehingga ditemukan obat yang efektif dan minim efek samping.

Dulu, obat yang baik barangkali hanya metformin yang selalu diberikan pada semua pasien diabetes. Sekarang tersedia berbagai macam pilihan obat oral maupun insulin yang bekerja dengan cara berbeda. Meski begitu, metformin yang bekerja dengan membuat sel-sel tubuh lebih responsif terhadap insulin masih menjadi lini pertama pengobatan diabetes.


Obat-obatan diabetes terutama bermanfaat untuk membantu pasien mencapai target gula darah. Asosiasi Diabetes Amerika menargetkan nilai HbA1C <7 persen, kadar gula darah puasa 80-130 mg/dl, HbA1C menunjukkan rerata gula darah dalam 3 bulan terakhir. Tekanan darah dan profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) juga perlu dikontrol untuk meminimalkan terjadinya komplikasi.

Salah satu inovasi obat anti diabetes terbaru adalah DPP-4 inhibitor. Obat ini bekerja di usus kita melalui sel L dan K. Sel L ini akan melepaskan protein yang disebut inkretin, tapi hanya ketika ada rangsangan makan atau karbohidrat. Inkretin ini kemudian akan merangsang pankreas melepaskan insulin.

Namun, inkretin hanya bekerja dalam waktu singkat, yakni sekitar 3 menit saja. Begitu dia dilepaskan oleh sel L, akan segera terbentuk enzim DPP-4 yang menghentikan inkretin. Oleh karena itu, solusinya adalah dengan menghambat DPP-4 dan membuat inkretin bekerja lebih lama sehingga insulin yang dilepaskan juga lebih lama. Obat ini efektif karena mengurangi risiko hipoglikemia empat kali lebih rendah.

"Pengobatan diabetes tergantung pada durasi dan keparahan penyakit, atau ada tidaknya komplikasi," tegas Dr. Suria.

Yang menarik, menurut Dr. Beny, justru pasien usia lanjut yang lebih patuh berobat dibandingkan pasien usia muda, yang cenderung sering melewatkan obat mereka karena faktor kesibukan. Karena itu, pasien diabetes perlu diedukasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun