Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Pelajaran dari Mahasiswa yang Hilang di Bukit Krapyak, Mojokerto: Pentingnya Tas Siaga Bencana dalam Skala Minimum

9 Oktober 2022   21:57 Diperbarui: 10 Oktober 2022   09:01 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi isi tas siaga bencana| Dok Roger Brown from Pexels via parapuan.co

Namun, sampai siang hari, Raffi tidak berada di tendanya. Teman-teman Raffi lantas melapor ke loket Wisata Bukit Krapyak sekitar pukul 10.30 WIB. Dan sejak saat itu, korban tak diketahui keberadaannya.

Petugas gabungan pun menurunkan puluhan orang untuk mencari Raffi hingga radius 30 km dari titik korban dinyatakan hilang.

Setelah 9 hari pencarian, keberadaan Raffi masih misterius. Akhirnya petugas gabungan memutuskan untuk menghentikan upaya pencarian ini dan pencarian Raffi Dimas pun resmi dihentikan pada Senin (19/9/2022).

Namun beberapa keluarga korban dan relawan tidak putus asa dan terus melanjutkan pencarian dengan segala cara. Akhirnya Pencarian oleh tim gabungan dilakukan kembali setelah ditemukan petunjuk berupa sandal yang diduga milik Raffi.

Singkat kata akhirnya Raffi berhasil ditemukan keberadaannya dalam kondisi sudah meninggal dunia pada tanggal 27 September 2022, setelah 16 hari sejak korban dinyatakan hilang kontak pada 11 September 2022.

Lokasi ditemukannya korban berada di antara bibir jurang dengan dasar jurang yang memiliki kedalaman sekitar 200 meter. Di duga korban jatuh terpeleset ke dalam jurang namun tertahan bebatuan yang menonjol beberapa puluh meter dari bibir jurang, jadi tidak sampai ke dasar jurang.


Sebenarnya jarak antara lokasi perkemahan dengan lokasi ditemukannya korban hanya sekitar 2 km atau tepatnya 1.96 km, padahal tim gabungan yang mencari korban telah menyisir area pada radius 30 km dan tidak bisa menemukan keberadaan korban selama 9 hari pertama pencarian.

Kegiatan di alam terbuka memang memiliki risiko yang cukup tinggi terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan seperti jatuh terpeleset, kehilangan arah atau cedera tubuh yang berat.

Oleh karena itu apapun bentuknya kegiatan luar ruangan seperti camping, trekking ataupun hiking perlu menyiapkan perlengkapan survival dasar atau "Tas Siaga Bencana" dalam versi yang minimal.

Berbeda dengan Tas Siaga Bencana (TSB) yang umumnya disiapkan untuk menghadapai bencana alam besar yang mungkin akan terjadi, pada kegiatan alam terbuka kita harus selalu menyiapkan perlengkapan survival yang selalu menempel di badan atau dibawa kemanapun pergi selama kita berada diluar ruangan.

Risiko yang dihadapi oleh pegiat kegiatan alam terbuka ada di depan mata, tinggal menunggu kapan kita lengah. Oleh karena itu membawa perlengkapan survival dasar atau minimum selama berkegiatan di luar ruangan hukumnya adalah wajib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun