Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rencana Pertamina Beli Minyak dari Rusia: Strategi "Menunggangi Badai"

1 April 2022   22:00 Diperbarui: 8 April 2022   07:24 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kilang minyak adalah Kilang Balongan. (dok PGN via KOMPAS.com)

Beberapa waktu setelah Rusia menginvasi Ukrania, harga minyak mentah dunia langsung melonjak tajam dan sempat menyentuh angka diatas US$120 per barel untuk jenis minyak mentah West Texas Intermediate (WTI).

Padahal di awal pandemi harga minyak sempat menyentuh angka terendah bahkan harganya minus kemudian di tahun 2021 naik secara perlahan dari US$50 ke US$70 dan di awal tahun ini berkisar US$70-US$80 per barel.

Selain minyak mentah harga gas alam juga ikut terkerek naik dari sekitar US$3,7 per MMBTU menjadi US$4,5 per MMBTU. Kenaikan ini juga diikuti dengan kenaikan harga BBM seperti bensin (gasoline) dan minyak diesel atau solar di seluruh dunia sebagai produk turunan dari minyak mentah.

Kenaikan minyak mentah ini membuat Pertamina mengalami defisit cukup besar karena harga BBM nonsubsidi sebelum April ini masih mengacu pada harga minyak mentah sekitar US$70 sebagai harga acuan di tahun 2021.

Hal inilah yang melatarbelakangi keputusan Pertamina untuk menaikan harga BBM nonsubsidi per 1 April 2022, meskipun kenaikan ini sebenarnya masih dibawah harga keekonomisan. Sebagai contoh harga keekonomisan Pertamax sekitar Rp 14.500 per liter untuk harga minyak mentah US$110 per barel.

Jadi meskipun telah dinaikkan harganya sebenarnya Pertamina masih "sedikit" merugi karena harganya masih dibawah harga keekonomisan.

Untuk meminimalkan kerugian tersebut salah satu caranya Pertamina harus bisa mendapatkan harga minyak mentah yang lebih murah sehingga harga keekonomisannya paling tidak sama dengan harga jual saat ini.

Mendapatkan minyak mentah dengan harga murah di tengah melonjaknya harga minyak mentah dunia saat ini memerlukan pemikiran yang "out of the box", salah satunya yaitu strategi menunggangi badai atau "riding the hurricane".

Strategi "riding the hurricane" atau strategi "riding the wave" pada prinsipnya adalah memanfaatkan peluang dari sebuah masalah atau bencana yang tengah melanda alih-alih menunggu badai reda dan kondisi kembali normal.

Strategi ini termasuk strategi yang berisiko tinggi namun dapat menghasilkan keuntungan yang besar atau istilahnya "high risk high return". Jadi perlu kehati-hatian, kecermatan dan perhitungan yang matang sebelum melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun