Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Toilet sebagai Strategi Marketing dan Cermin Budaya Bangsa

23 November 2021   21:18 Diperbarui: 24 November 2021   11:15 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Toilet di SPBU, Sumber: GridOto.com

SPBU merupakan unit usaha ritel bahan bakar dibawah manajemen PT. Pertamina Retail yang merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero). PT. Pertamina Retail didirikan pada bulan September 2005 dan mulai mengelola dan mengoperasikan SPBU sejak Maret 2006.

Hingga pertengahan Oktober 2005, Pertamina (Persero), merupakan satu-satunya pemilik jaringan SPBU di Indonesia. Seiring dengan masuknya investasi asing, pada Oktober 2005, Shell menjadi perusahaan swasta pertama yang membuka SPBU-nya di Indonesia.

Selain Shell, beberapa pemain asing di pasar ritel bahan bakar di tanah air antara lain, Total (sejak 2005 -- sekarang), Petronas (2005-2012, sekarang sudah tidak beroperasi), ExxonMobile (2019-sekarang) dan BP-AKR (BP bekerjasama dengan AKR, 2017-sekarang).

Dari sisi jenis bahan bakar yang dijual, perbedaan utama antara SPBU Pertamina dengan yang lain adalah Pertamina menjual bahan bakar bersubsidi sedangkan pemain lainnya tidak menjual. Hal ini karena Pertamina sebagai perusahaan negara yang juga mengemban misi negara dan melayani seluruh lapisan masyarakat.

Mengenai kualitas BBM non-subsidi yang dijual Pertamina dan pemain lainnya, sebenarnya semua BBM yang dijual mengacu pada standard internasioal yaitu ASTM (American Standard Testing Materials). 

Artinya BBM dengan oktan 92 atau 95 harus memenuhi spesifikasi tertentu dan metode pengujiannya juga standar, jika sudah lolos uji maka kualitasnya secara teknis pasti sama.

Jadi semua BBM yang tersedia di SPBU baik Pertamina maupun non-Pertamina pasti sudah memenuhi standard. 

Sebagai contoh jenis BBM milik Pertamina dengan merek Pertamax dan BBM punya Shell dengan merek Shell Super, sama-sama memiliki angka oktan 92 atau RON 92 (RON = Research Octane Number). Secara spesifikasi teknis keduanya memiliki standard yang sama.

Namun demikian secara subyektif orang awam banyak yang beranggapan bahwa BBM Shell kualitasnya lebih tinggi dibanding Pertamina dengan RON yang sama.

Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain, brand image "Shell" sebagai produk yang bermutu tinggi telah menancap dalam benak masyarakat. Selain itu additive yang dipakai untuk menghasilkan RON tertentu atau spesifikasi lainnya berbeda. Banyak yang mengganggap aroma BBM Shell lebih wangi dan lembut -mungkin ini benar- dan bisa "membersihkan" mesin dengan lebih baik -yang ini belum terbukti secara ilmiah.

Selain itu Pertamina dan Shell menyasar segemen pasar yang berbeda. Segmen pasar Pertamina sangat luas mulai dari masyarakat lapisan bawah sampai atas, sedangkan segmen yang dituju Shell adalah masyarakat menengah ke atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun