Mohon tunggu...
Rudi Gunawan
Rudi Gunawan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan : Teknologi Laboratorium Medis

Jangan menunggu kesempatan, tapi ciptakan kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tuberkulosis : Ancaman Kesehatan Global yang Masih Mengintai

5 Februari 2025   09:51 Diperbarui: 5 Februari 2025   09:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke organ lain seperti ginjal, otak, dan tulang. Meskipun TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di dunia, termasuk di Indonesia.

Menurut laporan Global TB Report 2024 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara dengan kasus TB terbanyak di dunia setelah India. Diperkirakan terdapat 1.060.000 kasus baru setiap tahunnya di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 134.000 jiwa per tahun. Angka ini menunjukkan bahwa TB masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat.

TB bukan hanya masalah kesehatan individu tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Banyak penderita TB yang kehilangan produktivitas kerja akibat kondisi kesehatan yang memburuk. Selain itu, stigma sosial yang melekat pada penyakit ini sering kali menyebabkan penderita enggan mencari pengobatan sehingga memperparah penyebarannya.

Penyebab dan Faktor Risiko

TB menyebar melalui udara ketika penderita TB aktif batuk, bersin, atau berbicara. Bakteri yang terhirup oleh orang sehat dapat menyebabkan infeksi, terutama jika sistem kekebalan tubuh mereka lemah. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena TB antara lain:

  1. Lingkungan yang Tidak Sehat : Kepadatan penduduk yang tinggi dan ventilasi ruangan yang buruk dapat meningkatkan risiko penularan. Orang-orang yang tinggal di pemukiman padat dengan sanitasi buruk memiliki kemungkinan lebih besar terpapar bakteri TB.
  2. Sistem Imun yang Lemah : Orang dengan HIV/AIDS, diabetes, atau malnutrisi lebih rentan terhadap infeksi TB. Selain itu, pasien yang sedang menjalani kemoterapi atau menggunakan obat imunosupresan juga lebih berisiko terkena TB.
  3. Gaya Hidup Tidak Sehat : Merokok dan konsumsi alkohol dapat melemahkan daya tahan tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena TB. Pola makan yang buruk juga berkontribusi terhadap lemahnya sistem imun seseorang.
  4. Kurangnya Akses ke Layanan Kesehatan : Masyarakat yang tidak mendapatkan akses pengobatan dengan cepat berisiko mengalami TB yang semakin parah dan menularkannya kepada orang lain. Hal ini sering terjadi di daerah terpencil atau wilayah dengan fasilitas kesehatan terbatas.

Dampak dan Data Statistik

TB tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi. Penderita TB sering mengalami kesulitan dalam bekerja dan beraktivitas, yang dapat menyebabkan kehilangan pendapatan serta meningkatnya beban biaya kesehatan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2024, terdapat 821.200 kasus TB yang telah terlaporkan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 88% penderita telah memulai pengobatan TB Sensitif Obat, sementara 73% pasien TB Resistan Obat juga telah menjalani terapi yang sesuai. Namun, masih ada sejumlah penderita yang belum mendapatkan pengobatan, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini di masyarakat.

Selain itu, WHO juga mencatat bahwa sekitar 45% penderita TB di Indonesia berasal dari kelompok usia produktif (15-54 tahun), yang menyebabkan dampak ekonomi cukup besar bagi keluarga dan negara. TB yang tidak ditangani dengan baik juga dapat berkembang menjadi TB Resistan Obat (TB RO), yang memerlukan pengobatan lebih lama dan lebih mahal.

Langkah Pencegahan dan Solusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun