Mohon tunggu...
Rudi Ahmad Suryadi
Rudi Ahmad Suryadi Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar Keislaman

Mengeja rangkaian kata dalam samudera khazanah keislaman

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Akal Laki-laki 9, Perempuan 1(?)

27 April 2020   08:34 Diperbarui: 30 Juli 2021   03:46 12444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akal Laki-laki 9, Perempuan 1(?). | Sumber Foto: bacaanmadani.com

Allah Swt menciptakan manusia berpasangan, berjenis kelamin berbeda, laki-laki dan perempuan.  Setiap laki-laki dan perempuan memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda, baik biologis maupun psikologis. Perempuan secara kodrati dapat mengandung, sementara laki-laki tidak, begitu pula ciri lain. Keduanya memiliki perbedaan.

Ada sebuah pernyataan yang menarik diperhatikan, akal laki-laki 9 sementara akal perempuan 1.  Pernyataan ini seperti seolah bernada mengecilkan posisi perempuan.  Bukankah akal yang diciptakan oleh-Nya itu anugerah untuk manusia? Atau bahkan tidak ada bedanya untuk akal bagi kedua jenis manusia ini?  Karena pada kenyataan, banyak perempuan yang lebih cerdas daripada laki-laki.  Juga darimana pernyataan ini muncul?

Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir al-Khaubawiyyi (ada yang menyebut al-Khubawi atau al-Khubuwi, wafat pada 1824 M) menulis sebuah kitab bernama Durratun Nashihin (mutiara para penasihat). Beliau menulis kitab ini karena kalangan masyarakat di sekitarnya menggemari untaian kata berupa nasehat-nasehat. Kondisi ini menggugah hatinya untuk membuat kitab yang berisi tentang untaian kata-kata nasehat. Kitab ini populer dalam kajian kepesantrenan.  

Baca juga: Selingkuh, Haruskah Berawal dari Mata Naik ke Syahwat?

Pada salah satu redaksi pada kitab tersebut, terdapat kisah mengenai Rabiatul Adawiyah, seorang wanita sufi yang lahir antara tahun 713-717 M, atau 95 - 99 H, di Basrah, Irak dan meninggal sekitar tahun 801 M/185 Hijriah.  Sepeninggal suaminya, banyak ulama yang ingin menikahinya, salah satunya adalah Hasan al-Basri.  Rabiatul Adawiyah bersedia untuk dinikahi, apabila seseorang mampu  menjawab 4 pertanyaan darinya.

Pertanyaan tersebut diajukan kepada Hasan al-Basri. Pertanyaannya adalah sebagai berikut: apakah dirinya nanti mati membawa iman atau tidak?, dapatkah dirinya menjawab pertanyaan munkar dan nakir, apakah dirinya menerima catatan amal dengan tangan kiri atau kanan, dan apakah dirinya masuk golongan surga apakah neraka?.

Hasan al-Basri sama sekali tidak bisa menjawab keempat pertanyaan tersebut. Malah Hasan al-Basri hanya menyatakan bahwa hanya Allah Swt yang Maha Tahu.  Mendengar jawaban itu, Rabiatul Adawiyah lantas berkata: "Perkara itu sangat pelik. Mana mungkin diriku berfikir untuk berumah tangga kembali?  Hasan al-Basri kemudian ditanya, "berapa bagiankan Allah Swt menjadikan akal?". 

Beliau menjawab: "10 dengan rincian 9 bagian laki-laki dan 1 bagian wanita". Lalu Rabiatul Adawiyah berkata: "Berapa bagian Allah Swt menjadikan nafsu?". Hasan al-Basri menjawab, "10 juga dengan rincian 9 bagian untuk wanita dan 1 bagian laki-laki.  

Baca juga: Pembagian Nafsu Manusia dalam Al-Qur'an

Mendengar jawaban Hasan al-Basri ini, Rabiatul Adawiyah lantas berkata: "Wahai Hasan al-Basri, Aku yang hanya memiliki 1 akal, nyatanya dapat mengendalikan diri dari gejolak nafsuku yang 9 bagian. 

Tetapi mengapa tuan yang memiliki 9 bagian akal, kenapa tuan malah tidak mampu mengekang 1 nafsu?" Seketika Hasan al-Basri menangis, dan mohon diri keluar dari rumah Rabiatul Adawiyah.  Cerita ini dikutip oleh Syekh Utsman bin Hasan al-Khaubawiyyi penulis Durratun Nasihin dari kitab Misykatul Anwar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun