Mohon tunggu...
Rudi Hartono
Rudi Hartono Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluh-kesah Mahasiswa Pekerja

27 Maret 2018   15:48 Diperbarui: 27 Maret 2018   16:59 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mempunyai mimpi dan cita-cita itu penting buat semua manusia untuk mengmbangkan hidupnya terus maju dan tanpa pernah menyerah menjalani setiap hidupmya, dengan mimpi dan cita-cita seseorang akan termotivasi untuk menghadapi setiap masalah yang mereka hadapi, karena setiap masalah adalah batu loncatan mereka meraih mimpi serta cita-citanya.

Namun untuk mewujudkan mimpi serta cita-citanya itu perlu pengorbanan serta perjuangan untuk meraihnya, ada yang meraihnya dengan begitu mudah dan ada juga yang harus susah payah bahkan harus jatuh bangun untuk mewujudkan mimpinya itu. Dan untuk mewujudkan mimipi serta cita-citanya itu perlu jalan untuk meraihnya, yaitu dengan pendidikan. Tidak  ada seorang seorang polisi, dokter, pengusaha, pengacara, guru, bahkan seorang ojek onlinepun harus menempuh bangku pendidikan terlebih dahulu untuk mendapatakan apa yang mereka kerjakan saat ini.

Pendidikan merupakan sarana untuk menempuh setiap orang mewujudkan mimpi serta cita-citanya mereka tersebut, karena sekarang saat kita mencari pekerjaan  tolak ukur pertama yang dilihat adalah latar belakang pendidikannya terlebih dahulu. 

Dari tingkat paling dasar yaitu lulusan tingkat dasar yaitu SD sampai tingkat menengah SMA namun bahkan siring berjalannya waktu tingkat menengahpun bagi mereka yang bergelar Diktat, bagi mereka yang bergelar SD atau SMP mereka biasa dipekerjakan ditingkat paling bawah yaitu bisa tukang sapu bahkan OB (office boy) atau OG (office girl), namun dengan seiring berjalannya zaman untuk mendapatkan pekerjaan yang minimalnya itu OB/OG sekarang kita haruys mempunyai gelar SMA.

Bagi mereka yang ingin berlomba mendapatkan pekerjaan yang layak semisal pekerja kantoran, mereka harus menepuh pendidikan paling atasa yaitu dengan cara melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun bagi mereka yang beruntung, beruntung disini mereka yang berasal dari keluarga yang mampu yang mempunyai keuangan melimpah bagi mereka masuk perguruan tinggi itu tidak akan ada kendala apapun bahkan mereka bebas bisa memilih perguruan tinggi yang paling bagus, dan bagi mereka pula yang notabennya IQ nya tinggi mereka masuk perguruan tinggi melalui jalur biasiswa. 

Namun bagi mereka yang berada di antara keduanya yaitu keuangan tidak memadai dan IQ mereakapun juga tidak mendukung, mereka harus bersusah payah untuk masuk ke perguruan tinggi, mereka harus bekerja terlebih dahulu untuk mencari dana untuk masuk ke perguruan tinggi, ada yang menabung hingga satu tahun untuk masuk ke perguruan tinggi. 

Setelah mereka masuk, ternyata tantangan baru di mulai <70% mahasiswa pekerja mengeluh atas jalan yang mereka ambil, mereka harus bisa membagi waktu antara  kuliah dan kerjaan mereka, kecaman dari tempat kerja karena banyak membolos pada saat rapat atau pada saat jam kerja hanya untuk ikut perkuliahan dan ujian semester atau acara perkuliahan yang lain, kecaman dari dosenpun tidak luput karena kehadiran mereka yang buruk dan nilai mereka yang tidak memadai.

Tidak sedikit mahasiswa pekerja yang banyak menunda untuk menyusun sidang skripsi karena masalah pekerjaan, yaitu ada mereka yang harus memperbaiki nilainya terlebih dahulu ada pula yang harus mengulang mata kuliah mereka karena tidak bisa ikut ujian karena tidak mendapatkan izin dari tempat kerjanya. Dan tidak sedikit pula mereka yang kerja sambil kuliah mendapat penilain buruk dari tempat kerja dan kerja mereka tidak bertahan lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun