Mohon tunggu...
Rubiana Dewi
Rubiana Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berbahagia meski dari hal kecil dan menabur sebanyak banyak manfaat dimuka bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hati yang Terluka

2 Oktober 2022   05:21 Diperbarui: 2 Oktober 2022   12:44 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Buuuu..." Riana berteriak sehingga mengejutkan ibunya yang lagi memasak di dapur. " Ada apa ???" Tanya ibu yang bingung melihat Riana histeris dan menangis". " Ayah nya Reyhan beneran kawin lagi" ucap Riena dengan terbata-bata sambil menangis. " berarti aku tak punya ayah lagi ya ma?" Pertanyaan Reyhan sentak mengejutkan Riana.

Riana hanya menjawab "ya" dengan lemah dan perasaan hancur. Hubungan Riana dengan suaminya akhir-akhir ini boleh dibilang sudah masuk ke tarap gawat darurat. Mereka saling diam mendiamkan. Komunikasi terputus. Entah sudah berapa kali Ayahnya Reyhan mau minta pisah. 

Dengan alasan dia tak bekerja dan tak mampu jadi suami dan ayah yang baik. Tapi Riana memutuskan untuk bertahan. Riana berpikir ini adalah ujian baginya disaat suaminya kekurangan. 

Tapi ternyata pikirannya salah. Di saat kondisi tak bekerja pun seorang lelaki masih bisa melabuhkan hatinya untuk wanita lain. hal inilah yang tak bisa diterima oleh Riana. Hatinya hancur berkeping-keping. 

                                                ***

Dengan tanpa pikir panjang Riena memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya. Tapi diperjalanan mertuanya memohon untuk memberi kesempatan lagi, demi  anak-anaknya. Hari Riena kembali mengalah. Meskipun berbagai luka telah dia terima. Riana mencoba untuk mengalah. Demi kata "ayah" bagi anak-anaknya.

Tapi sepanjang hari, luka Riana tak kunjung pulih. Puncaknya saat Riana jatuh pingsan. Dia tak sanggup lagi memikul beban. Baik beban kehidupan sebagai pencari nafkah. Ditambah hancurnya perasaan dan hubungan yang memang tak bisa dipertahankan." 

Aku mau pulang....anak-anak aku bawa" jawab Riana ketika seorang perawat depan rumah yang memeriksa kesehatannya. Melihat keadaan Riana yang sudah tidak baik. 

Badannya sehat tapi dia sepertinya defresi. membuat perawat itu memutuskan mengabulkan permintaan. Riana. "Ayo saya bantu berkemas"Perawat tersebut menenangkan Riana. 

Sementara di pekarangan samping terdengar Kaka ipar Riana berteriak-teriak" kalau mau pergi seharusnya anak ditinggal. Satu-satu ". Riana tak menghiraukan itu lagi. Riana takkan meninggalkan anak-anaknya disini. 

Di rumah mertua yang dia tinggal berpuluh tahun. Serumah dengan mertua.  Dengan suami yang tak bekerja dan saat itu pergi entah kemana. Bagaimana dia mau berpikir meninggalkan anak-anaknya disini. Pergilah Riana dengan sejuta luka. 

                                          ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun