Mulai dari tamat SMP saya pertama kali mulai mencintai dunia sepakbola, terutama klub AC Milan dan Juventus. Permainan sepakbola Italia sering membuat saya menganga terpesona dengan pemainnya.
Dulu ketika AC Milan masih ada Shevchenko, Ronaldinho, dan Ricardo Kaka. Pertama kali saya jatuh hati kepada permainan trio Milan ini, dan belakangan sosok Maldini yang membuat saya makin suka.
Sebagai fans AC Milan saya melihat rival terbesar saya adalah tak lain Juventus. Saat itu di Juventus ada kiper andalan Italia Buffon, ada juga Del Piero sang maestro, ditambah lagi gelandang badak Edgar David.
Dari kedua tim ini ketika laga sudah mempertemukan keduanya, maka baku hantam tak bisa dihindari. Namun sayangnya kini sudah 10 tahun lebih berlalu, AC Milan tenggelam.
Juventus kini yang semakin gagah, berhasil memuncaki klasemen Serie A Italia. Ditambah lagi salah satu pemain Bolajitu profesional Cristiano Ronaldo juga merapat disana.
Kepiawaian dari permainan sang legendaris Cristiano Ronaldo sudah tak diragukan lagi. Ditambah pemain muda yang makin garang seperti Paulo Dybala, Adrien Rabiot, Juan Cuadrado, dan sebarisan pemain berpengalaman.
Hebatnya sang Nenek Tua ini berhasil merajai klasemen Serie A dalam tujuh tahun belakangan ini. Tidak mudah mempertahankan gelar puncak selama itu. Hebatnya lagi mereka sanggup mendatangkan pemain bintang yang dibandrol dengan harga fantastis.
Pasukan pacuan putih hitam ini juga mendatangkan beberapa pemain yang dulunya berkiprah di Milan. Contoh saja seperti Andrea Pirlo, dulunya rival berat dan kini justru membela Juventus.
Pemain dengan kapasitas luar biasa sering didatangkan ke Juventus. Oleh sebab itu juga saya rasa tidak salah keputusan Cristiano Ronaldo yang memilih untuk berkarir di Juventus.
Maurizio Sarri yang baru-baru ini ditunjuk oleh Juventus, adalah pelatih yang pernah sukses membawa Chelsea Rajai Inggris. Tidak salah jika Nenek Tua memilihnya untuk memegang tongkat komando.Â
Dengan ini maka tidak ada kata lain selain sempurna bagi Juventus, menyandang nama dan julukan yang layak. Tim raksasa Italia ini juga dulunya pernah tersandung kasus korupsi, namun usai satu musim mereka langsung bangkit.