Mohon tunggu...
Rublikpol
Rublikpol Mohon Tunggu... Lembaga Diskusi Kampus

📍 Jakarta, Indonesia | 🎓 Founded at FISIP UIN Syarif Hidayatullah | 🎙️ Voice of Critical Politics Rublikpol (Ruang Publik Politik) is a youth-driven socio-political media organization committed to enriching Indonesia’s public discourse. Founded in 2016 within the Faculty of Social and Political Sciences at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rublikpol has grown into a vibrant space for critical dialogue, political literacy, and civic engagement. 🎯 Our Mission To ignite critical thinking and foster informed discussions on politics, society, and governance—bridging academia, grassroots perspectives, and youth activism through accessible content and community-driven events. 💡 What We Do 1. Interactive Forums & Events - From our flagship *Publik Berbisik* series (where politics meets music and art) to academic discussions and open forums. 2. Multimedia Content – Thought-provoking podcasts, infographics, and political explainers for digital natives. 3. Grassroots Political Education – Training, workshops, and content aimed at strengthening democratic values among young voters and students. We’re not just talking about politics—we're building a generation that critically engages with it.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pasang Surut Reformasi Polri: Jangan Hanya Sekedar Basa-Basi

25 September 2025   10:16 Diperbarui: 25 September 2025   10:16 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
POLRI -- Ilustrasi Kepolisian RI saat menangani demonstrasi massa. (Antaranews.com)

Tim ini diberi mandat untuk:

  • Mengevaluasi program dan SOP yang berlaku.
  • Melakukan pembaruan dalam pendidikan, operasional, hingga pengawasan internal.
  • Mengumpulkan masukan dari para akademisi, masyarakat sipil, hingga lembaga independen.

Dengan struktur yang teknokratis, tim ini diharapkan dapat menjadi 'alat internal' untuk mempercepat perbaikan kultur dan sistem Polri dari dalam.

Namun terlepas daripada itu, kemunculan dua tim yang berbeda dengan mandat serupa ini, tentu menimbulkan kekhawatiran dari publik soal adanya overlapping kewenangan. Karena ketidakjelasan koordinasi bisa menciptakan kebingungan birokrasi, hingga akhirnya dapat memperlambat proses reformasi daripada Polri itu sendiri.

Reformasi Polri, Apa-Apa Saja Yang Perlu Dibenahi?

Berbagai koalisi masyarakat sipil menekankan, lebih kurang ada sembilan masalah utama Polri yang harus direformasi. Lima poin utama itu di antaranya:

  • Sistem pengawasan internal-eksternal Polri yang masih lemah.
  • Maraknya politisasi jabatan dan praktik koruptif dalam rekrutmen anggota.
  • Minimnya transparansi anggaran.
  • Masih kurangnya profesionalisme aparat ketika berada di lapangan.
  • Masih rendahnya penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) ketika melaksanakan penugasan.

Bagi mereka, reformasi Polri tidak boleh hanya berhenti pada slogan seperti "POLRI PRESISI", melainkan harus diwujudkan dalam 'peta jalan reformasi' (seperti: Roadmap) yang terukur, dengan adanya komitmen politik dari Presiden dan DPR.

Catatan Kritis: Reformasi Polri Sebuah Keharusan Yang Patut Dilaksanakan

Pertanyaan kunci dari publik sekarang: apakah reformasi Polri benar-benar akan terwujud di era Prabowo? Meski di satu sisi, tragedi kematian Affan telah memperkuat kesadaran bahwa Polri perlu dibenahi secara struktural dan kultural. Namun di sisi lain, skeptisisme publik tetaplah tinggi, karena agenda reformasi Polri yang biasanya kerap berhenti di tengah jalan, tertutup oleh kepentingan politik, atau hanya menyentuh di permukaannya saja.

Jadi jika kedua tim reformasi kepolisian ini dapat benar-benar berjalan secara independen, inklusif, dan menghasilkan rekomendasi yang mengikat, maka bukan tidak mungkin jika era Prabowo akan tercatat sebagai momentum penting dari reformasi kepolisian Indonesia. Namun jika tidak, wajar kalau publik akan terus menyangsikan sekaligus khawatir bahwa tragedi kematian Affan hanya menjadi catatan kelam yang terus berulang, sementara agenda reformasi Polri itu kembali kandas.

Ciputat, 25 September 2025

Fattah Holmes

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun