Mohon tunggu...
Mamik Rosita
Mamik Rosita Mohon Tunggu... Dosen, Supervisor, Praktisi Pendidikan

Blok ini berisi tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengawal Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum: Menanam Nilai, Menjaga Arah, dan Menggerakkan Perubahan

2 Mei 2025   14:12 Diperbarui: 2 Mei 2025   14:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:Dokumen pribadi,upacara peringatan hardiknas kemenag Jombang

Tanggal 2 Mei bukan sekadar seremoni nasional. Ia adalah peringatan tentang ruh pendidikan sebagai pembebas dan pembentuk. Di balik hiruk pikuk kebijakan dan tuntutan administratif, pendidikan sejatinya adalah perjuangan sunyi. Dan dalam perjuangan itu, Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah umum hadir sebagai pondasi utama pembentukan karakter bangsa.

Di tengah derasnya arus globalisasi, liberalisasi nilai, dan gempuran budaya instan, peran guru PAI menjadi lebih dari sekadar pengajar mata pelajaran. Guru PAI adalah penjaga akidah, penjaga adab, dan pembimbing spiritual di ruang-ruang kelas yang penuh tantangan. Tidak ada tugas yang lebih berat namun juga lebih mulia daripada mendidik hati dalam sistem yang sering kali hanya mengukur kepala.

Dalam posisi sebagai pengawas PAI sekaligus ketua Pokjawas PAI Kemenag Kabupaten Jombang, amanah yang diemban bukan hanya soal memantau administrasi atau laporan mingguan. Lebih dari itu, pengawasan adalah proses pembinaan, penguatan, dan transformasi. Menjadi pengawas berarti menjadi mata yang awas, telinga yang peka, dan tangan yang siap menuntun. Pengawas bukan menakut-nakuti, melainkan menghidupkan semangat. Bukan mencari kesalahan, melainkan menemukan potensi.

Guru PAI: Mujahid yang Bekerja dalam Diam

Guru PAI bukan penyampai teori. Ia adalah role model. Ia adalah ruh yang menyusup dalam keseharian siswa. Satu sikap guru PAI bisa lebih berdampak daripada sepuluh bab buku. Ketika guru PAI menunjukkan adab, kelembutan, dan konsistensi antara lisan dan perbuatan, murid akan belajar bukan hanya dengan telinga, tetapi dengan mata dan hati.

Di sekolah umum, guru PAI sering dianggap pelengkap. Jadwalnya sering digeser. Ruangnya sempit. Prioritasnya rendah. Tapi justru di sinilah guru PAI diuji untuk tetap memberi makna. Ketika siswa mulai mempertanyakan agama dengan logika, saat konten media sosial menggerus nilai, guru PAI harus hadir bukan dengan dogma, tapi dengan dialog. Bukan dengan hukuman, tetapi dengan pelukan intelektual dan spiritual.

Guru PAI adalah pembentuk masa depan yang tidak kasat mata. Ketika seorang siswa memilih berkata jujur, menundukkan pandangan, atau memaafkan temannya, di situlah keberhasilan guru PAI sedang tumbuh, meski tidak tercatat dalam rapor.

Kepala Sekolah: Penentu Ruang Bagi Nilai

Kepala sekolah bukan hanya manajer akademik. Ia adalah penentu atmosfer. Jika kepala sekolah memberi ruang yang adil bagi guru PAI, maka pendidikan karakter akan bernapas. Tetapi jika kepala sekolah menempatkan PAI sebagai beban kurikulum, maka sekolah hanya akan melahirkan lulusan yang pandai, tetapi kering nilai.

PAI bukan mata pelajaran biasa. Ia adalah napas yang menjiwai semua pelajaran. Ketika guru Matematika mengajarkan kejujuran dalam ujian, ketika guru IPA mengajak kagum pada ciptaan Allah, ketika guru Bahasa mengajak menulis dengan adab. Di situlah PAI sedang hidup. Kepala sekolah punya peran strategis untuk menjadikan seluruh sekolah sebagai ladang nilai, bukan sekadar pabrik nilai ujian.

Kepala sekolah di sekolah umum harus memahami bahwa pendidikan tidak netral. Ia selalu membentuk arah. Jika nilai-nilai Islam tidak diberi ruang, maka nilai-nilai lain yang akan mengambil alih. Sekolah bukan ruang kosong. Ia akan terisi oleh apa yang dibiarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun