Mohon tunggu...
Ruang Paham
Ruang Paham Mohon Tunggu... Aldera Jean Pramudita Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

hallaw~~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluar dari Lingkaran Victim Mentality : Sembuh dari Penjara Masa Lalu

15 Juni 2025   10:01 Diperbarui: 15 Juni 2025   10:01 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Victim mentality adalah sebuah kondisi psikologis yang dialami seseorang dengan menempatkan dirinya sebagai korban dari sesuatu/tindakan yang dilakukan orang lain. Sehingga dengan victim mentality ini akan membuat individu terikat dengan pola pikir negatif, dan melihat dunia luar dengan perspektif pesimis.

"Victim Mentality mengacu pada bias kognitif di mana individu secara konsisten melihat diri mereka sebagai korban, yang dapat menghambat pertumbuhan dan tanggung jawab pribadi" (Cognitive Attitudes and Biases of Victim Mentality, 2023)

Sebagai contoh kita pernah mendengar seseorang berbicara "aku itu sekarang orangnya pendiam dan pemalu, karena dulu sering dibully" ungkapan tersebut masuk akal dan memang benar adanya. Bisa kita lihat dari teori Sigmund Freud dimana "masa lalu sangat mempengaruhi siapa kita hari ini" mungkin banyak dari kita yang meyakininya bahkan mengalami kejadian tersebut. Namun apakah hal tersebut absolut?

Psikolog asal Austria bernama Alfred Adler memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Sigmund Freud, Teori Alfred Adler mengungkapkan bahwa trauma tidak menentukan siapa kita hari ini, jika kita lihat dari contoh tadi maka "aku dulu sering dibully, tapi sekarang aku lebih memilih untuk tetap percaya diri dan bersosialisasi" Adler percaya bahwa kita bukan hasil dari masa lalu kita, tapi hasil dari bagaimana kita menafsirkan masa lalu kita"

Ketika kita memposisikan diri menggunakan pendekatan Sigmund Freud maka respon kita akan  sebagai korban dari masa lalu maka akan membuat kita lebih fokus pada ketidakberdayaan sehingga kita akan cenderung mengabaikan tanggung jawab dimana hal ini berbahaya dan dapat menghambat pertumbuhan dan pemulihan. 

Di sisi yang lebih baik, kita memiliki kendali untuk menafsirkan ulang masa lalu kita. Terjebak dalam victim mentality hanya akan membuat kita fokus pada ketidakberdayaan dan cenderung menghindari tanggung jawab. Meskipun luka masa lalu itu nyata, kita tetap memiliki pilihan untuk tidak membiarkannya mendikte masa depan.

Alih-alih terus menyalahkan pengalaman buruk, kita bisa mulai membangun kesadaran diri, mengambil tanggung jawab, dan mengembangkan growth mindset. Mengubah sudut pandang terhadap masa lalu bukan berarti menyangkalnya, tapi menjadikannya sebagai pijakan untuk bertumbuh.

Semangatttt:)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun