Tim gabungan Jurusan Teknik Elektromedik Poltekkes Kemenkes Jakarta II saat ini sedang mengembangkan AIRCOV-19, High Flow Nasal Canulla (HFNC) lokal berbiaya rendah. Hal ini merupakan kontribusi Poltekkes dibawah naungan Kementerian Kesehatan dalam memenuhi kebutuhan alat bantu peralatan kesehatan yang handal di tengah pandemi Covid-19.
AIRCOV-19 memiliki keunggulan hemat biaya produksi, bentuknya ringkas dan sederhana, mudah dioperasikan, menggunakan battere dalam pengoperasiannya, telah dilengkapi pulse oxymetri (SPO2) sebagai alat monitor kadar oksigen dalam darah serta aman karena telah mempertimbangkan aspek infeksi nosokomial.
Mengapa tim memilih HFNC ? Dilansir dari Healthline, Covid-19 adalah penyakit pernapasan, sehingga biasanya paru-paru khususnya alveoli yang akan terkena lebih dulu. Tingkat keparahan Covid-19 bervariasi dari gejala ringan, tanpa gejala hingga sindrom gangguan pernapasan akut. Penanganan Covid-19 membutuhkan alat bantu pernafasan yang dapat mencegah PDP (pasien dalam pengawasan) jatuh ke fase stage 3 yaitu gagal nafas ARDS yang lebih berat. Artikel pada journal  Heart & Lung  dan  European Respiratory  menyatakan  HFNC  efektif  pada pasien Covid-19 stage 1 (early infection) dan stage 2 (short of breath hipoxya). HFNC merupakan terapi oksigen melalui nasal canulla dengan aliran tinggi oksigen yang telah dihangatkan dan dilembabkan dengan pengaturan tingkat fraksi oksigen (FiO2) sesuai kebutuhan.
Alhamdulillah, Senin lalu 04 Mei 2020 AIRCOV-19 telah didemokan dihadapan tim penilai BPFK (Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan) bersama 4 pengembang lainnya untuk penyempurnaan prototype sebelum uji produksi. Saat ini tercatat telah ada 28 pengembang peralatan kesehatan untuk penanganan Covid-19. Kegiatan pengembangan HFNC ini mendapat dukungan positif dari ikatan profesi Elektromedik (IKATEMI).