Masa remaja ialah masa awal ketertarikan lawan jenis, masa dimana kita mengenal cinta. Cinta ialah kecenderungan seseorang kepada orang lain yang dianggap memiliki dampak baik dan membahagiakan dirinya. Cinta dapat terbentuk karena adanya orang yang mencintai dan dicintai. Mencintai ialah kewajiban hati. Hati tidak bisa dipaksa mencintai, tetapi hati bebas mencintai siapapun karena hati tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, tak hanya satu cinta yang tumbuh tetapi bisa lebih. Karena cinta tumbuh dalam hati, maka tidak ada yang tahu hati mana yang dicintai pun yang dicintai akan balik mencintai (saling mencintai) atau justru mencintai, tetapi yang dicintai tak mencintai (bertepuk sebelah tangan) Hanya dengan mengungkapkan cinta kepada yang dicintai kita akan tahu, adakah cinta di hatinya?Â
Akankah di masa remaja, Â kita meluangkan sedikit waktu untuk mengungkapkan cinta kepada seseorang yang kita cinta? Muncul pertanyaan di benak saya, haruskah mengungkapkan cinta? Apa yang akan diperbuat ketika cinta terbalaskan? Apa yang akan diperbuat ketika cinta tak terbalaskan? Lalu apa tujuan mengungkapkan cinta tersebut?
Apakah perlu mengungkapkan cinta? Jika telah siap membangun keluarga, silakan! Tak ada yang melarang, tetapi jika hanya sekedar meluapkan kesenangan atau nafsu semata perlu dialihkan dengan kegiatan yang lebih penting dan bermanfaat dari sekedar bermain-main dengan cinta. Karena dampak dari bermain-main dengan cinta banyak sekali, bahkan hingga terlampaui batas yakni menjerumuskan diri untuk melakukan perbuatan keji.
Dari beberapa pengalaman, saya paham bahwa cinta ialah alat penyatuan satu dengan yang lain secara batin, maka apabila kita menginginkan penyatuan secara lahir (perwujudan cinta) dibutuhkan  pengimplementasian cinta sesuai prinsip yang diusung melalui jalan keridaan Tuhan.Â
Lantas, bagaimana menyikapi cinta yang hadir di masa remaja? Yuk simak tips saya berikut ini :
1. Meyakini Cinta ialah Fitrah
Cinta ialah anugerah yang fitrah. Cinta pun termasuk ujian keimanan. Cinta kepada lawan jenis di masa remaja ialah ujian keimanan, maka kita harus menjaga kefitrahannya, tidak sembarangan menaruh hati kepada seseorang. Â Apabila cinta hadir, kita tidak bisa menolak dan memaksa diri untuk membuang rasa tersebut, yang ada cinta malah menyiksa kita. Kita perlu berdamai dengan cinta, mengakui kehadirannya, menjaga dan terus memupuknya.
2. Mencintai dengan bijaksana
Terkadang ketika kita mencintai seseorang, kita silau akan kelebihan pada dirinya atau perbuatan baik yang dia lakukan. Nafsu terus memberikan gambaran tentang kesenangan berdua dengannya. Lambat laun kita sedih apabila tidak berjumpa dengannya, kecewa apabila dia bersama yang lain dan banyak lagi. Berawal dari kesenangan-kesenangan tersebut akan menimbulkan sayatan luka karena tak bisa bersamanya.
Kita perlu tahu bahwa kita butuh keseimbangan dalam mencintai agar tak mudah goyah pun terjatuh. Kita perlu mencintai dengan bijaksana. Mengetahui kadar akan cinta, tidak berlebih hingga membuat buta pun tidak kurang hingga membuat benci.
3. Menyadari bahwa Belum Tentu yang Kita Cinta ialah Jodoh