Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perjuangan Jepang Melawan Rendahnya Angka Kelahiran

25 Mei 2016   06:43 Diperbarui: 25 Mei 2016   09:51 3939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laju tingkat kelahiran di Jepang lebih rendah dari laju tingkat kematian. Sumber: Reuters/Yuriko Nakao

Bukan menjadi rahasia lagi, ada kekhawatiran bagi pemerintah Jepang jika melihat rendahnya angka kelahiran di negara sakura ini.  Data kependudukan menunjukkan bahwa tingkat kematian lebih tinggi dari tingkat kelahiran menyebabkan menurunnya populasi Jepang secara keseluruhan. Angka kelahiran yang rendah ini  terkait dengan semakin banyaknya wanita Jepang yang menunda memiliki anak atau bahkan memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan, angka rataan jumlah anak yang dimiliki oleh wanita Jepang pada tahun 2015  meningkat dari hanya 0.04 meningkat menjadi 1,46 anak per wanita.

Angka kelahiran pada tahun 2015 menunjukkan tanda-tanda peningkatan untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu mencapai 1,6 juta bayi.  Hal yang lebih mengembirakan adalah adanya peningkatan jumlah wanita yang melahirkan pada kelompok usia 30-40 tahun, demikian juga pada kelompok usia 25 tahun.

Angka kelahiran menurun dalam kurung waktu 5 tahun terakhir. Sumber: www.bbc.com
Angka kelahiran menurun dalam kurung waktu 5 tahun terakhir. Sumber: www.bbc.com
Kekhawatiran pemerintah Jepang terhadap masalah kependudukan ini masih tinggi mengingat angka kematian ternyata menunjukkan angka tertinggi pasca periode perang sehingga menyebabkan secara keseluruhan populasi Jepang pada tahun 2015 menurun sebanyak 285.000 orang

Hal lain yang juga mengkhawatirkan adalah jumlah angka perkawinan yang terus menurun dalam 3 tahun terakhir ini dan hanya mencapai 635.000 perkawianan saja pada tahun 2015 dengan rataan umur saat perkawin pertama yang cukup tinggi, yaitu 31,1 tahun untuk pria dan 29,4 tahun untuk wanita.

Upaya Yang Dilakukan


Salah satu cara yang ditempuh pemerintah Jepang untuk menahan laju penurunan angka kelahiran adalah meluncurkan program penyimpanan sel telur beku bagi wanita yang ingin memiliki anak di kemudian hari. Sebelumnya hanya wanita yang sudah kawin saja yang diperbolehnya membekukan dan menyimpan sel telurnya, namun sekarang program ini diperbolehkan bagi wanita sehat  yang belum kawin sekalipun.

Melalui program ini diharapkan wanita Jepang dapat memiliki anak di saat mereka sudah siap dan menginginkannya. Program ini dinilai sangat penting mengingat banyak wanita Jepang yang menunda atau memutuskan untuk tidak memiliki anak karena terkait dengan kendala dukungan sosial saat melahirkan dan membesarkan anaknya.

Program ini dinilai akan berdampak positif  pada peningkatan angka kelahiran mengingat pembekuan dan penyimpanan sel telur dapat mengatasi kendala biologis penurunan kualitas sel telur dengan semakin bertambahnya usia wanita. Dengan cara ini sel telur dapat dikoleksi dan disimpan pada saat usia produktif wanita agar mendapatkan kualitas tel telur terbaik.

Saat ini pemerintah Jepang meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan angka kelahiran seperti misalnya fasilitas childcare dan insentif pajak untuk mendorong wanita Jepang melahirkan anak. Hal ini dinilai sangat penting karena faktor penduduk usia produktif sangat berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang yang saat ini  melambat.

Rujukan : Satu, Dua, tiga

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun