Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pembunuhan Bayi Hasil Inses dan Hilangnya Akal Sehat

28 Juni 2023   08:08 Diperbarui: 28 Juni 2023   08:48 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : espacolumengaia.com.br 

Indonesia kembali dihebohkan dengan kasus terbaru yaitu pembunuhan 7 bayi hasil hubungan inses di Banyumas yang menjungkirbalikkan logika kita.

Bagaimana mungkin  seorang ayah melakukan hubungan seksual dengan anak kandung perempuannya sekian lama dan melahirkan bayi bayi yang kemudian disebutkan dibunuh dan dikuburkan dengan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Hal yang lebih mencengangkan dari keterangan sementara polisi  ternyata ada kaitannya dengan ilmu pesugihan yang diamalkannya dari ajaran guru spiritual  yang konon sudah meninggal dunia.

Kasus ini menyadarkan kita bagaimana beragamnya pengetahuan masyarakat terkait norma, nilai sosial, agama walaupun secara faktual kita sudah memasuki jaman modern.

Masih banyak masyarakat yang percaya klenik yang mencari jalan pintas dengan cara mencari ilmu pesugihan agar keluar dari himpitan ekonomi yang melanda mereka.


Sebelumnya dunia maya juga dihebohkan  dengan pemberitaan tentang terpampangnya  spanduk yang berisi  permintaan  agat tidak melepas tuyul yang mencuri uang masyarakat.

Demikian juga kepercayaan akan adanya babi ngepet yang meresahkan masyarakat yang juga berhubungan dengan pencurian uang.

Beberapa tahun lalu kasus yang paling menghebohkan adalah kasus penampakan kolor hijau yang fenomenal.

Tidak hanya berhubungan dengan pesugihan, namun juga berhubungan dengan kesembuhan penyakit juga pernah menghebohkan Indonesia.

Mungkin diantara kita masih ingat ketika seorang bocah bernama Ponari yang dianggap sakti mandraguna sehingga ribuan masyarakat rela berkumpul untuk mendapatkan kesembuhan  melalui air rendaman batu ajaib Ponari.

Sebelum masuknya agama, Indonesia memang secara budaya dan tradisi memiliki kepercayaan yang sudah mengakar dan secara turun menurun diterapkan d dimasyarakat.  Namun jika ditelisik lebih dalam lagi dari segi ilmu antropologi maka hampir semua  tradisi dan budaya tersebut umumnya berkaitan dengan norma yang membawa pada kebaikan dan keteraturan dalam bermasyarakat.

Himpitan kehidupan keseharian seperti ekonomi seringkali membuat orang hilang akal dan dimanfaatkan oleh orang lain yang mencari keuntungan.

Sebagai contoh kasus orang yang mengaku dapat menggandakan uang dengan ilmunya masih banyak dipercaya masyarakat dan korban terus bergelimpangan.

Sebenarnya jika dianalisa lebih dalam lagi bukan hanya kalangan masyarakat bawah saja yang masih mempercayai hal hal yang tidak masuk akal ini, namun juga menimpa kalangan atas yang berpendidikan.

Fenomena bagaimana masyarakat kalangan atas pergi ke "orang pintar" agar dapat memperoleh jabatan yang lebih tinggi yang diinginkannya masih banyak terjadi.

Di jaman moderen ini kita banyak menyaksikan bagaimana masyarakat dengan mudahnya dapat mempercayai investasi ataupun rayuan  lainnya  yang menawarkan keuntungan yang menggiurkan yang di luar akal sehat yang berujung pada penipuan.

Benang merah dari semua kasus ini adalah masih banyak diantara kita yang memilih jalan pintas  untuk memperoleh uang lebih cepat dan menjadi kaya dibanding dengan berproses dan berupaya memperolehnya dengan jalan wajar.

Rendahnya pengetahuan dan akal sehat masyarakat inilah yang ditengarai sebagai peluang bagi orang yang  memanfaatkan ketidaktahuan ini untuk mencri keuntungan.

 Tersangka (pakai tutup kepala) Photo: Kompas, Fadhlan Mukhtar Zain  
 Tersangka (pakai tutup kepala) Photo: Kompas, Fadhlan Mukhtar Zain  

Kembali pada kasus ayah yang melakukan hubungan inses dan sekaligus melakukan tindakan diluar akal sehat membunuh hasil hubungannya dengan anak kandungnya ini memang perlu didalami lagi oleh polisi.

Apakah memang benar cerita yang ayah yang melakukan tindakan diluar akal sehat ini karena mendapat arahan dari guru spiritual agar dirinya dapat kaya ataukah hanya alasan semata si pelaku yang ingin menyembunyikan jejak kejahatannya dengan cara membunuh dan menguburkan bayi bayi hasil hubungannya dengan anak kandungnya.

Apapun motifnya kejadian ini menyadarkan  masyarakat bahwa kejadian yang luar biasa  dapat terjadi karena kombinasi  rendahnya pengetahuan si pelaku dan juga rendahnya keperdulian masyarakat sekitarnya.

Ada pertanyaan yang muncul mengapa kasus ini baru ketahuan setelah terjadi bertahun tahun dan telah memakan korban banyak bayi bayi yang tidak berdosa.

Artinya kalaupun kasus ini terjadi akibat rendahnya pengetahuan si pelaku akan norma, etika dan pengetahuan agama, seharusnya hal ini tidak terjadi berlatut larut sampai berlangsung  sedemikian banyak bayi bayi yang tidak berdosa ini.

Bukan tidak mungkin apa yang telah terungkap sampai saat ini masih ada lagi bayi bayi yang tidak berdosa yang dibunuh oleh pasangan inses ini.

Hubungan inses sudah dipastikan dilarang oleh agama manapun karena memang dari segi agama tidak boleh dilakukan.

Dari segi ilmu pengetahuan hubungan inses ini akan meningkatkan peluang munculnya penyakit turunan yang mematikan dan juga menurunkan kualitas hidup anak hasil hubungan inses ini akibat peningkatnya peluang gen gen letal muncul.

Kombinasi hubungan inses dengan pembunuhan bayi ini menjadi sangat fatal karena tidak saja menyangkut kurangnya pengetahuan  bahwa hubungan inses tidak boleh dilakukan, namun juga merambah ranah kriminal.

Memang perlu didalami lagi oleh pihak berwenang apakah bayi bayi yang dikuburkan hasil hubungan inses ini meninggal dibunuh atau terlahir cacat dan tidak dapat bertahan hidup sehingga meninggal dunia setelah dilahirkan.

Apapapun akhirnya, kasus inses mengingatkan kita semua akan pentingnya keperdulian masyarakat terhadap  sekitarnya agar kasus di luar akal sehat ini tidak terulang lagi.

Disamping itu tentunya pendidikan agama dan juga pendidikan formal dan informal menjadi kunci dalam membangun  masyarakat yang lebih cerdas dan lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun