Namun tampaknya keuntungan sesaat dalam jumlah besar ini membuat para pencuri ini mengabaikan hukum yang berlaku.
Kita tentunya dapat membayangkan para pencuri ini dipastikan memiliki fasilitas penangkapan dan pengangkutan yang cukup memadai sehingga dapat mencuri ternak dalam jumlah besar.
Sehingga tidak heran pada salah satu kejadian pencurian, para pencuri berhasil menggondol 700 ekor domba senilai AUD $140.000 atau senilai Rp1.396.063.900.00.
Peternak ini memiliki sebanyak 1.800 ekor domba, namun baru menyadari bahwa ada sebanyak 700 ekor dombanya yang hilang setelah pada suatu saat dombanya dikumpulkan dari padang penggembalaan untuk dicukur woolnya.
Dengan skala pencurian sebesar ini dapat dipastikan para pencuri memiliki perencanaan yang matang dan menggunakan truk pengangkut ternak dan juga kemungkinan memiliki informasi yang cukup canggih untuk menentukan waktu pencurian yang tepat sehingga tidak diketahui oleh pemiliknya.
Disamping itu agar tidak menimbulkan kegaduhan dan suara dari ternak yang dicurinya sudah dipastikan para pencurinya memahami betul cara menangani domba yang dicurinya agar ketika dipindahkan ke truk ternak yang dicuri tidak rebut.
Sebenarnya hampir semua peternak di Australia memberikan nomor telinga yang khas pada ternaknya, namun nomor telinga ini sangat mudah dilepas, sehingga jika terjadi pencurian dengan mudah para pencuri mengganti nomor telinganya.
Pihak kepolisian yang menangani pencurian ternak di Australia ini memang mengalami kesulitan karena peternak tidak mengetahui secara pasti kapan ternaknya dicuri karena tidak setiap hari ternaknya dikumpulkan, namun hanya pada waktu tertentu saja dalam setahun ternaknya dikumpulkan.
Korban pencurian ternak ini umumnya adalah peternak yang tinggalnya di wilayah terpencil.
Dari hasil survei yang dilakukan pihak pemerintah negara bagian ternyata sekitar 80% peternak menyatakan pernah menjadi korban pencurian dan hanya sekitar 40% saja yang melaporkannya pada polisi.
Penggunaan Teknologi Terkini
Guna mengatasi semakin meluasnya pencurian ini di Australia kini dikembangkan nomor telinga dan kalung yang terhubung dengan GPS.