Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menantang Covid-19 dengan Kebodohan

19 November 2020   11:44 Diperbarui: 19 November 2020   12:18 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dreamtime.com

Ditengah tengah upaya pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 tampaknya ada saja sebagian masyarakat mempertontonkan lebodohannya dengan cara tidak memakai masker, berkerumun ditempat umum bahkan mengadakan acara yang mengumpulkan massa.

Jumlah orang yang tertular Covid-19 dalam minggu terakhir ini rata rata per harinya sudah di atas 4250, namun tetap saja dengan segala dalih sebagian masyarakat menganggap enteng Covid-19 ini yang tidak saja berujung melayangnya nyawa dan menyebar kemasyarakat dengan prediksi akan terus meningkatkan angka penularan dan angka kematiannya.

Indonesia sudah masuk perhatian khusus dunia dalam jumlah orang yang tertular Covid-19 yang semakin tinggi dan angkanya berada di atas rata rata negara ASEAN dan sekitarnya. Di beberapa negara Indonesia dimasukkan ke dalam daftar dimana untuk sementara warga Indonesia belum boleh memasuki wilayah negaranya.

Namun dengan status dan situasi demikian pun jika kita amati kehidupan dan prilaku masyarakat sehari hari kita hanya dapat mengelus dada karena sebagaian masyarakatarogan,  acuh tidak acuh dan cenderung menantang maut dengan tidak mengikuti protokol kesehatan.

Hal yang yang kasap mata dapat kita lihat di masa  libur panjang tempat orang yang memanfaatkan masa libur ini bersuka cita seolah suasananya normal. Setiap hari jalan kembali macet dipenuhi oleh orang yang beraktivitas seolah olah tidak terjadi apa apa.

Untuk menggambarkan bagaimana gawatnya dan keseriusan  negara lain dalam menangani Covid-19 ini ada baiknya kita mengambil contoh negara tetangga dekat kita Australia.

Beberapa waktu lalu negara bagian Victoria dengan ibukotanya Melbourne untuk sekian lama melakukan total lockdown dengan pengawasan dan sangsi hukum yang sangat ketetat. 

Perbatasan negara bagian ditutup dan dijaga oleh polisi sehingga orang yang nekat mau masuk dan keluar negara bagian tersebut akan terkena sangsi hukum berat.

Sangsi hukum ini bukan hanya sampai dimulut saja namun benar benar dilakukan penegakan hukum bagi siapa saja yang melanggar kebijakan negara bagian ini.

Jika dilihat dari angka penularannya dan juga korban jiwanya di negara bagian ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan propinsi di Indonesia dengan angka penyebaran Covid-19 terendah sekalipun.

Pertanyaannya mengapa mereka melakukan hal ini dengan sangat ketat.  Jawabnya sudah sangat jelas mereka menganggap sangat serius permasalahan ini dan  menginginkan  mengendalikan penyebaran covid-19 ini dari dan antar negara bagian yang jika tidak dapat dikendalikan  akan menghancurkan semua sendi kehidupan Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun