Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Akankah Demam Webinar Pupus Pasca Pandemi?

23 Juni 2020   19:16 Diperbarui: 24 Juni 2020   00:37 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar (Sumber: www.yourstory.com)

Tidak ada yang menyangka jika webinar menjadi tren baru di tengah tengah pandemi corona. Entah karena latah atau memang telah menjadi kebutuhan, webinar tumbuh cepat bak jamur yang merebak di musim hujan.

Webinar diartikan sebagai kegiatan berikut: an engaging online event where a speaker, or small group of speakers, deliver a presentation to a large audience who participate by submitting questions, responding to polls and using other available interactive tools 

Setiap harinya di berbagai platform grup "flyer" webinar berbagai topik bertaburan dan jumlahnya sangat fantastis. Level webinar ini beragam mulai dari yang melibatkan kalangan atas dan pejabat selevel menteri, organisasi profesi, sampai pada kelompok kecil di unit kerja yang antusias membuat webinar.

Webinar yang ada yang berbayar dan ada yang free ini dengan semakin banyaknya wahana dan sarana untuk melaksanakannya tumbuh dengan suburnya apalagi ada platform yang dapat memfasilitasi pertemuan lebih dari 1000 peserta.

Pertanyaan yang muncul sekarang adalah apakah webinar ini muncul dan menjamur karena kebutuhan atau hanya sekadar tren sesaat untuk mengisi kejenuhan karena terpaksa tidak dapat pergi kemana mana.

Webinar bukanlah barang baru karena kegiatan seminar secara online ini paling tidak sudah ada sekitar 15 tahun lalu yang secara biasanya diselenggarakan oleh organisasi profesi. 

Webinar ini memang awalnya dikembangkan sebagai pengganti seminar tatap muka langsung yang melibatkan peserta dari berbagai negara. Dengan adanya webinar ini (walaupun awalnya banyak yang berbayar) dapat paling tidak menyelesaikan sebagian masalah seperti kendala waktu, jarak dan biaya yang besar jika peserta datang ke suatu negara dengan waktu rata rata sekitar 1 minggu.

Berbeda dengan webinar yang secara tradisional sudah ada, webinar yang menjamur di masa pandemi Corona ini tidak lepas dari berbagai tujuan dan motivasi.

Berbagai motivasi peserta yang ikut webinar ini antaranya adalah untuk menghilangkan kejenuhan, mendapatkan ilmu baru, mendapatkan sertikat untuk tujuan tertentu, sekadar mengikuti tren baru dll sebagainya.

Motivasi pembicara pun ada bermacam macam seperti melakukan sosialisai program, mengangkat dirinya agar lebih terkenal dengan muncul di mana mana, sekadar berdialog dan berkumpul untuk membahan persoalan tertentu dll nya.

Webinar dengan topik tertentu memang berhasil menyedot minat peserta karena diiming iming bebas biasa, dapat sertifikat dan menjadi bagian networking. Namun tampaknya minat besar yang tercermin dari besarnya jumlah pendaftar biasanya tidak diikuti dengan jumlah kehadiran yang memadai pada saat pelaksanaan webinarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun