Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Working From Home (WFH) Itu Dapat Menyebabkan Stress Lho

9 Mei 2020   09:17 Diperbarui: 9 Mei 2020   09:19 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum merebaknya pandemi korona mungkin tidak pernah terbayangkan oleh kita bahwa kita harus bekerja dan beraktivitas pada ruang yang sangat terbatas.  Orang yang biasanya sibuk bekerja kini terpaksa harus menyelesaikan pekerjaannya di rumah dengan segala keterbatasannya (Working From Home).

Di awal fase bekerja di rumah bagi sebagian orang mungkin dapat saja dinilai mengasyikkan karena dapat melakukan pekerjaan secara bebas.  Namun dengan semakin berjalannya waktu WFH  mulai menjadi permasalahan tersendiri bagi sebagian orang dan jika tidak diatasi segera dapat menimbulkan stress.

Keluhan bosan, terkungkung dan meningkatnya pertengkaran di dalam rumah tangga akibat WFH  yang sudah berjalan cukup lama ini mulai muncul ke permukaan.

Isolasi yang terpaksa kita lakukan dalam upaya memutus  rantai penyebaran virus korona ini telah menimbulkan efek negatif seperti misalnya  tidak lagi dapat berpikir jernih, jenuh, lelah, kurang produktif, gangguan konsentrasi sampai pada gejala gangguan mental sudah mulai nampak.

Isolasi memang dapat mempengaruhi cara kerja otak kita.  Orang yang sudah terbiasa bekerja dan berinteraksi secara sosial jika dibatasi ruang geraknya lambat laun akan menyebabkan stress.  Fenomena ini sudah diteliti pada hewan dimana  satwa yang biasanya hidup   bebas ketika  ditangkap dan dikurung akan menyebabkan stress.  Stress ini jika tidak dapat diatasi akan mengganggu metabolisme dan reproduksi sampai menyebabkan kematian.

Secara alami jika kita menghadapi ancaman atau bahaya maka otak kita kan melepaskan hormon yang akan memicu reaksi yang dinamakan "flight or flight".  Mekanisme ini dinilai para pakar sangat penting karena akan menyiapkan tubuh kita untuk melawan ancaman ini dan mengembalikannya pada kondisi normal.

Perubahan prilaku dan kebiasaan serta kungkungan ruang dan waktu yang sedang kita alami di era pandemi korona ini jika tidak dapat diatasi akan menyebabkan timbulnya stress kronis yang berdampak buruk.

Dalam kondisi stress kronis bagian otak yang biasanya terlibat dan bertanggungjawab dalam menginisiasi mekanisme "fight or flight"  dan juga yang mengontrol emosi  bagian dari otak yang dinamakan organ amygdala biasanya membesar untuk hormon yang diproduksi akibat stress yaitu kortisol.

Dalam kondisi stress otak kita akan menghasilkan hormon  oxytocin yang mempengaruhi rasa kedekatan kita dengan seseorang yang menyebabkan perasaan kita tersambung dengan orang lain.

Mekanisme ini sangat penting bagi kita yang sedang mengalami stress karena dengan adanya rasa keterikatan dengan orang lain ini kita merasa lebih nyaman dan aman karena dapat menceritakan, berbagi rasa dan menumpahkan perasaan kita pada orang lain.

Dalam jangka panjang stress akan mempengaruhi bagian otak yang dinamakan prefrontal cortex.  Bagian otak ini akan mengecil yang menyebabkan tidak terkoneksinya bagian otak ini dengan bagian otak lainnya.  Akibatnya orang yang mengalami stress akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan melakukan hal hal yang produktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun