Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jack Ma dan Reputasi Tiongkok di Tengah Pandemi Korona

26 April 2020   08:56 Diperbarui: 26 April 2020   10:01 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jack Ma. Photo: The Standard

Kini dunia mengenalnya sebagai "Amazon dari timur " karena kepopulerannya dalam membangun bisnis online dan menjadi pelaku utama bisnis dunia dengan total asset mencapai lebih US$40 milyar

Donasi yang dilakukan oleh Jack Ma yang  dimaksudkan sebagai gambaran niat baik  membantu dunia ini memang diterima oleh dunia kecuali tercatat di dua negara yang ditolak yaitu di Kuba dba Eritrea.

Konflik

Langkah yang diambil oleh Jack Ma ini memang tidak mudah karena mau tidak mau, suka atau tidak suka akan selalu dibandingkan dengan langkah yang diambil oleh pemerintah Tiongkok dalam mengatasi pandemi korona ini.

Sebagai contoh memang sangat tidak nyaman membandingkan langkah donasi Jack Ma ini dengan langkah yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi Tiongkok Presiden Xi di awal meledaknya pandemi korona yang dikritik oleh banyak pihak tidak jelas arah kebijakannya.

Disamping itu pemerintah Tiongkok memang telah melakukan langkah positif dengan cara membantu negara lain dengan suplai peralatan yang diperlukan untuk mengatasi pandemi  korona ini, namun mendapat tantangan dan kritikan terutama dari negara Eropa dan Asia Tenggara karena terkait dengan kualitas peralatan yang didonasikan banyak yang tidak memenuhi standar karena rendah kualitasnya dan tidak sesuai kebutuhan.

Keberadaan Jack Ma sebagai warga Tiongkok yang tercatat sebagai negara komunis ini memang tidaklah mudah.  Di negara yang serba sentralistik ini semuanya memang berada di bawah kontrol pemerintah.  Hal ini tentunya sangat berbeda dengan dunia bisnis yang dijalankan oleh Jack Ma.

Oleh sebab itu sempat beredar rumor bahwa mundurnya Jack Ma sebagai  orang nomor satu Alibaba ini akibat tekanan pemerintah Tiongkok yang tidak mengendaki "matahati kembar " di negara tirai bambu ini.

Diduga salah satu pemicu konflik ini terjadi ketika di tahun 2017 Jack Ma bertemu dengan presiden terpilih Amerika di Trump Tower untuk mendiskuiskan bisnis antara Amerika dan Tiongkok.  Pertemuan ini jelas mendahului pertemuan resmi kenegaraan Trump dengan Presiden Xi. Tentunya langkah yang dilakukan oleh Jack Ma ini dianggap "lancang" mendahului pemerintah Tiongkok.

Bagi Tiongkok dengan sistem pemerintahan sentralistiknya,  Jack Ma diangaap terlalu lincah dan langkahnya terkadang membuat pemerintah yang dalam hal ini partai komunis merasa gerah dan kurang senang. Walaupun sebenarnya secara tehnis Jack Ma memang tidak asing bagi partai komunis yang berkuasa karena dia tercatat sebagai anggota partai komunis sejak tahun 1980 an sejak status nya saat itu sebagai mahasiswa.

Terlepas dari kontroversi tersebut, dalam situasi hubungan seperti ini paling tidak oleh pemerintah Tiongkok Jack Ma dianggap sebagai duta kemanusiaan yang mewakili Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun