Kehadiran presiden Xi memang cukup membuat warga Wuhan yang dikarantina merasa sedikit lega karena pada saat pecahnya wabah ini presiden Xi tidanggap tidak pernah hadir di depan umum  apalagi di antara penderita  ketika mereka  dilanda ketakutan. Namun  ada juga sebagian warga Wuhan yang mengganggap kunjungan presiden Xi ini sebagai pencintraan semata.
Tidak hadirnya presiden  Xi di saat mulai merebaknya memang mengundang tanda  tanya terkait peran dan kemampuan pemerintah dalam mengatasi krisis dan menimbulkan kekhawatiran dan spekulasi bahwa Tiongkok kewalahan mengatasi krisis ini.
Banyak kalangan yang mengganggap bahwa ketidak hadiran presiden Xi di awal fase  krisis coronavirus ini sebagai bagian dari strategi politik nya  agar tidak disalahkan dalam menangani krisis ini, karena saat itu dan sampai saat ini yang mnjadi ujung tombak di gugus depan penanggulangan krisis ada di pemerintah lokal, bukan di pemerintah pusat.
Sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia, krisis coronavirus di Tiongkok telah mengguncang ekonomi dunia dan situasinya hampir menyerupai krisis ekonomi di tahun 2008 lalu. Â Bahkan banyak bisnis skala kecil di Tiongkok sudah mengalami kekurangan uang. Banyak buruh yang tidak dapat nekerja dan mahasiswa dan pelajar hanya bisa belajar secara online.
Kondisi ekonomi di Tiongkok yang melambat ini mau tidak mau berdampak pada perekonomian dunia, karena Tiongkok tercata sebagai prosusen sekaligus pengguna beberapa produk  dunia yang vital.
Kedatangan presiden Xi ke Wuhan tentunya tidak saja  menumbuhkan  rasa percaya rakyatnya  dan menaruh harapan pada pemerintah nya  namun menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahnnya secara perlahan berhasil mengendalikan pandemik  coronavirus ini.Â
Penutupan rumah sakit darurat berskala besar di episenter penyebaran corona virus ini menunjukkan bahwa Tiongkok sudah muali mengendalikan penyebaran coronavirus ini.
Semoga musibah coronavirus ini segera berakhir dan kembali membuat dunia menjadi  lebih tenang.