Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prof. Tim Lindsey yang Saya Kenal

16 Juni 2019   07:15 Diperbarui: 16 Juni 2019   16:17 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Porf. Tim Lydsey. Sumber: Asia Options

Dalam menjalankan tugas di Australia, saya berkempatan beberapa kali bertemu dan berinteraksi   dengan Prof. Tim Lindsey pada saat beliau masih menjabat sebagai Chairman of Australia Indonesia Institute yang berada di bawah Department of Foreign Affairs and  Trade (DFAT).

Nama Prof. Tim Lindsey kembali muncul ke khasanah perpolitikan Indonesia akhir akhir ini tepatnya di sidang MK yang pendapatnya dijadikan refererensi salah satu kubu yang bersengketa di MK.

Nama Prof. Tim Lindsey memang tidak asing lagi dalam perpolitikan Indonesia karena memang fokus peneliannya pada bidang hukum Indonesia. Kiprah dan reputasi inilah yang membawa dirinya terpilih sebagai Chairman of Australia Indonesia Institute (AII) sampai dengan tahun 2016 lalu.

The Australia-Indonesia Institute (AII) didirikan dibentuk oleh DFAT pada tahun 1989 yang berfungsi memperkuat hubungan Indonesia dan Australia. Jadi dapat dinilai betapa strategis AII ini dan betapa bergengsinya jika terpilih sebagai chairman.

Pencapaian Prof, Tim Lindsey sebagai Chairman Australia Indonesia Institute ini dapat dikategorikan sebagai capaian yang luar biasa karena AII ini terkait langsung  dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT).  

Kiprah AII ini pada umumnya menjembatani hubungan Indonesia Australia yang selama ini turun naik. Sehingga tidak heran jika banyak rekomendasi dari AII ini dijadikan kebijakan luar negeri Departemen luar negeri Australia dalam melahirkan kebijakan yang memperkuat hubungan Indonesia - Australia.

Prof. Tim Lindsey yang menyelesaikan PhD nya dalam bidang Indonesian studies ini memang dikenal sebagai salah satu ahli hukum  Indonesia terkemuka di Australia.   Namanya banyak muncul kepermukaan di era pelaksanaan hukuman mati geng penyelundupan  narkoba  Bali Nine beberapa waktu lalu.

Orang sekaliber Prof. Tim Lidsey sudah dapat dipastikan tidak akan menggadaikan kepakaran dan reputasi ilmiahnya hanya untuk kepentingan sesaat.  

Oleh sebab itu dapat dilihat bahwa tulisan yang telah dihasilkan dibuat atas dasar kajian yang mendalam bukan atas dasar pendapat yang tidak mendasar.

Jika kita lihat kilas balik di era Pak Jokowi baru terpilih sebagai presiden memang dapat terbaca keraguan para pakar dan pengamat Indonesia di Australia akan kesulitan yang dihadapi Pak Jokowi karena besarnya  oposisi yang ada di DPR saat itu (baca lebih lengkap di sini).

Salah satu ulasan Prof. Tim Lindsey yang cukup bermanfaat adalah prediksinya terkait semakin menurunnya minat siswa dan mahasiswa Australia belajar bahasa Indonesia  yang jika tidak diambil tindakan yang drastis maka bahasa Indonesia akan menuju kepunahan di Australia.

Jadi dari segi ilmiah rekam jejak ilmiah Prof. Tim Lindsey memang sangat jelas dan dapat ditelusuri dengan mudah.

Dari segi kepribadian dan pandangan Prof. Tim Lindsey tampak kental  sikap ke Indonesianya karena memang dalam hampir seluruh karirnya terkait dengan Indonesia termasuk kehalusan tutur katanya.

Sikap dan rekam jejak para ahli Indonesia di Australia yang prominen hampir mirip dengan rekam Jejak Prof. Tim Lindsey ini dalam arti menjungjung tinggi nilai dan kaidah ilmiah dalam menulis dan berpendapat.

Sebagai Contoh lain misalnya pengganti Prof. Tim Lindsey  sebagai Chairman  Australia Indonesia Institute, yaitu Assoc. Prof. Greg Fealy  yang merupakan pakar politik Indonesia dan politik islam modern yang berasal dari  the College of Asia and Pacific at the Australian National University pada  the School of Culture, History and Language and the School of International, Political and Strategic Studies.

Assoc. Prof. Greg Fealy pengganti Prof. Tim Lyndsey di AII. Photo: ANU
Assoc. Prof. Greg Fealy pengganti Prof. Tim Lyndsey di AII. Photo: ANU

Saya banyak sekali berinteraksi dan berdiskusi  dengan Prof Greg Fealy dalam berbagai kesempatan.  Mungkin karena banyak mempelajari Indonesia maka prilaku dan tutur katanya pun juga sudah sangat Indonesia.

Satu hal yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini, bagi para ahli Indonesia di Australia,  tampaknya reputasi ilmiah jauh lebih penting  karena  situlah letak  nilai dan kualitas kepakarannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun