Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Rasisme 90 Tahun Komik Tintin

11 Januari 2019   08:15 Diperbarui: 11 Januari 2019   20:01 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin dari 24 seri komik Tintin ini beberapa seri menjadi perdebatan khusus karena bersinggungan dengan rasisme.  Sebagai contoh  "Tintin ini the Congo" banyak didiskusikan oleh pengamat karena dalam cerita ini ras Afrika digambarkan sebagai ras sangat terkebelakang.

Di dalam seri Tintin in the Congo memang digambarkan  bagaimana kolonialisme saat itu (tahun 1930 an) memotret orang Afrika sebagai orang yang malas dan  kekanak kanakan.

Salah satu adegan  dari komik tersebut menggambarkan Tintin tengah berkunjung ke sebuah sekolah misionaris dan berdiri di depan kelas sambil mengatakan "teman teman ku, hari ini saya akan bercerita tentang tanah leluhurmu tanah airmu Belgia".

salah satu adegan di Tintin in Congo. Sumber: Theglobeandmail.com
salah satu adegan di Tintin in Congo. Sumber: Theglobeandmail.com
Adegan di Tintin in Congo. Sumber: Tintin
Adegan di Tintin in Congo. Sumber: Tintin
adegan di Tintin in Congo. Sumber: The France 24 Observers
adegan di Tintin in Congo. Sumber: The France 24 Observers
Adegan di Tintin in Congo. Sumber: Wikipedia
Adegan di Tintin in Congo. Sumber: Wikipedia
Puncaknya seri komik Tintin yang berjudul Tintin in America diprotes keras di Winnipeg dan membuat komik ini untuk sementara tidak lagi dijual di  toko buku.

Di dalam seri Tintin in America digambarkan orang Indian sebagai orang yang terkebelakang  dan primitif dengan karakter sosok Indian yang mengacung  manggut-manggut sambil memegang  tomahawk dengan kata kata yang cenderung merendahkan.

Salah satu adegan di seri Tintin in America. Sumber: Theglobeandmail.com
Salah satu adegan di seri Tintin in America. Sumber: Theglobeandmail.com
Stereotipe penduduk asli Amerika di Tintin in America. Sumber:AHOMINA all of art
Stereotipe penduduk asli Amerika di Tintin in America. Sumber:AHOMINA all of art
Akibatnya  Tintin in Congo ditarik dari peredaran dan dari koleksi the Winnipeg Public Library sejak tahun 2006.

Terkait dengan hal ini  kreator Tintin Herge berargumentasi bahwa  dia merasa  memiliki kedekatan dengan orang-orang pribumi, karena dia lebih menyukai primitif.

Pandangan Herge terhadap rasisme ini tampaknya mulai berubah di tahun 1934  ketika dia mulai berteman dengan Chang Chong-Chen mahasiswa seni dari Tiongkok. Perubahan sikap ini sangat jelas telihat dari seri komiknya yang berjudul The Blue Lotus.

Salah satu adegan di The Blue Lotus. Sumber: Tintin Wiki - Fandom
Salah satu adegan di The Blue Lotus. Sumber: Tintin Wiki - Fandom

Dalam seri ini Herge menggambarkan sikap Tintin yang pro Tiongkok dan memberikan kritik terhadap Jepang sedagai imperialis.  Tidak hanya sampai disitu saja digambarkan juga sikap anti kolonialisme yang dilakukan oleh negara Eropa.

Namun dalam perjalannya kembali seri Tintin mengundang kontroversi. Pada serial The Red Sea Sharks  digambarkan bagaimana Tintin dan teman temannya serta Kapten Haddock menyelamatkan seorang pejiarah muslim dari perbudakan. Lagi lagi orang Afrika digambarkan sebagai orang yang primitif  dan bodoh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun