Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ketika Arab Spring Mulai Menyentuh Iran

31 Desember 2017   08:40 Diperbarui: 31 Desember 2017   22:52 3299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembakan gas air mata di Tehran University. Photo:news.sky.com

Dunia dalam 2 hari ini dikejutkan dengan kejadian yang luar biasa di Iran. Kejadian luar biasa tersebut adalah demontrasi massa yang terjadi di beberapa kota besar di negara tersebut.

Disebut kejadian luar biasa karena demonstrasi antipemerintah memang hampir tidak pernah terjadi dalam jumlah yang sangat besar. Kalaupun ada gerakan antipemerintah, tentunya gerakan ini terjadi di bawah tanah.

Demonstrasi yang semula memprotes susahnya kehidupan masyarakat akibat tidak terjangkaunya harga ini dengan cepat berubah menjadi demonstrasi antipemerintah yang menganggap bahwa pemerintah tidak becus mengelola ekonomi negara dan juga adanya dugaan korupsi di kalangan elit pemerintah.

Demonstrasi anti pemerintah di Tehran University. Photo: Reuters
Demonstrasi anti pemerintah di Tehran University. Photo: Reuters
Saat ini Iran dihadapkan pada kondisi ekonomi yang terus melesu dan angka pengangguran yang tinggi di samping tentunya harga kebutuhan sehari-hari yang melonjak tajam sehingga membuat rakyat Iran terkena imbasnya. Kenaikan harga memang sangat membebani masyarakat karena menyentuh hampir semua barang kehidupan sehari hari masyarakat. Sebagai contoh harga telur dalam 6 bulan terakhir ini telah naik sebesar 40%.

Para demonstran yang digerakkan oleh mahasiswa dan elit masyarakat Iran lainnya menganggap bahwa pemerintah tidak memperhatikan kepentingan masyarakat, karena fokus perhatiannya lebih diarahkan kepada masalah politik luar negeri seperti misalnya masalah Syria dan Palestina.

Masyarakat Iran sebenarnya sangat berharap adanya perbaikan kehidupannya ketika terjadi kesepakatan perjanjian nuklir antara Iran dengan dunia pada tahun 2015 di mana dengan memperbolehkan inspeksi internasional pada fasilitas nuklir Iran, Iran mendapatkan timbal balik yaitu diangkatnya sebagian sanksi ekonomi internasional.

Sejak disepakatinya perjanjian pengawasan nuklir Iran tahun 2015 ini, perbaikan ekonomi memang sudah mulai tampak, namun masyarakat Iran menganggap perubahannya teralu lambat dan tidak menyentuh mereka, karena pemerintah Iran dianggap lebih memfokuskan perhatiaannya pada masalah internasional dibanding dengan masalah domestik.

Gempa bumi mematikan yang memakan korban jiwa lebih dari 600 orang ini melanda Iran bulan November lalu turut memperparah perekonomian Iran : Photo: TheGuardian
Gempa bumi mematikan yang memakan korban jiwa lebih dari 600 orang ini melanda Iran bulan November lalu turut memperparah perekonomian Iran : Photo: TheGuardian
Kesulitan kehidupan masyarakat ini dianggap sebagai akibat ketidak mampuan pemerintah mengelola ekonomi dan membiarkan terjadinya korupsi di kalangan elit pemerintah. Rancangan anggaran belanja Iran yang akan dikeluarkan bulan ini menunjukkan adanya pemotongan anggaran untuk program program yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat, namun di lain pihak meningkatkan anggaran untuk institusi keagamaan dan revolusi Iran.
Presiden Iran Hassan Rouhani yang kini dilanda permasalahan ekonomi. Photo: AFP.
Presiden Iran Hassan Rouhani yang kini dilanda permasalahan ekonomi. Photo: AFP.
Pergeseran arah demonstrasi yang tadinya menuntut perbaikan ekonomi ke arah politik sangat jelas terlihat ketika para demonstran meneriakkan slogan "Death or freedom", "Death to Khamenei", "Forget Palestine", "No to Gaza", "No to Lebanon". Keterkungkungan kebebasan berpendapat masyarakat Iran kini meledak dengan adanya demonstrasi dengan jumlah massa yang cukup besar ini.

Dunia terkejut melihat fenomena yang sangat jarang terjadi di Iran ini mengingat kontrol yang sangat kuat dari pimpinan pemerintah dan pimpinan Agama di negara ini.

Demontrasi anti pemerintah ini tentunya tidak dianggap sepele oleh pemerintah Iran, karena jika tidak ditangani dengan baik maka tidak mungkin sebagaimana negara lainnya di Arab, Iran juga akan terimbas dengan gelombang Arab Spring yang mulai melanda negara-negara Arab tahun 2011 lalu yang berhasil menggulingkan pemerintahan diktaktor sekaligus membawa perubahan besar peta perpolitikan di negara-negara Timur Tengah.

Saat ini Iran memang merupakan satu dari sedikit negara Timur Tengah yang belum dapat tersentuh oleh pengaruh politik negara barat. Kekuatan Iran dalam mengkonsolidasi yang didasari oleh kombinasi pemerintahan terkontrol dan agama ini tentunya membuat Israel dan sekutunya geram.

Tidak sampai disitu saja perseteruan Iran dengan negara Arab lainnya yang tidak sehaluan seperti Arab Saudi sudah muncul ke permukaan yang membuat Iran terisolasi di wilayah ini tidak saja oleh negara barat namun juga negara Arab.

Sudah beberapa kali Israel menyatakan secara terbuka akan menyerang terutama fasilitas nuklir Iran. Namun perjanjian kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 lalu memungkinkan Iran dapat bertahan, sehingga tidak heran Israel sangat geram dengan adanya perjanjian ini.

Kini Israel mendapat angin segar dari Trump yang juga secara terang terangan menyatakan bahwa kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 merupakan kesalahan terbesar pemerintahan Amerika dan berjanji akan menarik diri dari dari perjanjian ini.

Iran memang memiliki sejarah panjang dan pernah suatu saat sangat akrab dengan dunia barat, yaitu ketika di bawah pemerintahan Shah Iran Muhammad Reza Pahlavi. Ketika tejadi krisis ekonomi di era tahun 1970-an pemerintahan monarki ini goyang teribas revolusi Iran.

Revolusi Islam yang dimulai tahun 1978 di bawah pimpinan Ayatollah Ruhollah Khomeini ini akhirnya berhasil mengubah Iran menjadi Negara Islam Republik pada tahun 1979. Isolasi dan gerakan antibarat yang terjadi setelah revolusi ini membuat Iran diisolasi dunia sejak saat itu.

Kini tampaknya rakyat Iran kembali menuntut perubahan pada pimpinan tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Protes semacam ini memang sangat jarang terjadi di Iran dan dianggap tabu karena pimpinan tertinggi ini memiliki kekuasaan mutlak. Protes massa memang pernah juga terjadi pada tahun 2009 lalu yang dinamakan dengan green movement yang menuntut reformasi, namun gerakan ini berhasil ditumpas habis oleh pasukan pengawal revolusi Iran.

Dengan adanya demonstrasi ini tampaknya bibit perpecahan dan pergesekan mulai muncul ke permukaan. Tindakan represif pemerintah dan juga munculnya demonstrasi tandingan dengan skala massa yang lebih besar membuat situasi di Iran saat ini tidak dapat diprediksi arahnya.

Penumpasan gelombang demonstrasi yang menuntut kebebasan berpendapat dan perbaikan kualitas hidup tentunya akan mengundang reaksi dunia dan akan membuat Iran menjadi semakin terisolasi. 

Demonstrasi anti pemerintah yang terjadi di beberapa kota besar di Iran mulai memakan korban jiwa. Photo: www.euronews.com
Demonstrasi anti pemerintah yang terjadi di beberapa kota besar di Iran mulai memakan korban jiwa. Photo: www.euronews.com
Demonstrasi Pro Pemerintah yang muncul setelah terjadinya demo anti pemerintah. Photo: www.theguardian.com
Demonstrasi Pro Pemerintah yang muncul setelah terjadinya demo anti pemerintah. Photo: www.theguardian.com
Di lain pihak jika gelombang demonstrasi ini dibiarkan maka dapat dipastikan akan semakin membesar dan bukan tidak mungkin akan tejadi gesekan yang lebih besar antara gerakan pro dan antipemerintah. Langkah pemerintah Iran untuk memblokir internet untuk mengendalikan gerakan ini mungkin dapat menahan gerakan ini untuk sementara, namun jika akar permasalahannya tidak diselesaikan, maka gelombang anti pemerintah dapat saja membesar dengan cepat.

Jika kita mempelajari pergerakan massa yang terjadi di berbagai belahan dunia maka akan dapat ditarik benang merahnya tarkait pemicu gerakan yaitu rakyat yang lapar. Ketika rakyat lapar, maka segala kemungkinan yang belum pernah dibayangkan sebelumnya oleh pemerintah akan dapat terjadi.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembilan, Sepuluh

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun