Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Anda Termasuk Kategori "Tech Junkies"?

28 Mei 2017   05:31 Diperbarui: 28 Mei 2017   06:13 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita mendengar  kata  “ketagihan” atau “kecanduan” tentunya pikiran kita otomatis akan mengasosiasikannya dengan rokok atau narkoba.  Namun kini bentuk kencanduan lain yang tengah melanda dunia dan bahkan diri kita sendiri adalah kecanduan teknologi yang dikenal sebagai Tech Junkies.

Data yang dikeluarkan oleh AntiSocial yang berbasis di Melbourne memang cukup mencengangkan.  Sebagai contoh rata rata pria Australia mengecek dan membuka HP nya sebanyak 46 kali setiap harinya, sedangkan kaum wanitanya membuka HP nya rata 42 kali setiap harinya (sumber ABC).

Bahkan AntiSocial mencatat bahwa pengguna paling intensif  saat ini adalah seorang wanita di Amerika yang menggunakan HP nya rata rata 7,5 jam per harinya.  Jadi dapat dikatakan bahwa wanita ini memiliki pekerjaan tetap untuk bekutat  dengan HP nya.

Bagaimana dengan di Indonesia?  Walaupun belum ada penelitian yang akurat terkait berapa lama orang Indonesia menggunakan HP atau bentuk lainnya seperti laptop, notebook ataupun iPad nya setiap harinya angka penggunannya diperkirakan  cukup tinggi.  Hal ini  dapat  kita lihat  sepintas saja bagaimana intensifnya orang Indonesia di berbagai kesempatan dan tempat selalu  tampak sangat akrap bermain  dengan gadget nya.

Mari kita bertanya dan mengamati diri kita sendiri terkait dengan berapa lama setiap harinya kita menghabiskan waktu bersama HP dan gadget lainnya untuk mendengarkan lagu, melihat video, menelpon, melakukan surfing di internet, menggunakan WhatAaps, instagram, Snapchat , Facebook, Twitter dll nya. Mungkin kita sendiri akan sangat terkejut setelah mengetahui berapa lama kita menghabiskan waktu untuk hal ini.

Diperkirakan banyak diantara kita  kemungkinan besar menghabiskan waktunya lebih dari 2 jam per harinya untuk melakukan hal ini.  Ke depan tampaknya kecenderungan peningkatan orang menggunakan media sosial akan semakin meningkat.

Sayangnya tren peningkatan  in tidak dapat kita hindari dan menjurus ke arah kecanduan dan diperkirakan di dunia orang yang masuk dalam kategori kecanduan teknologi angkanya  sudah mencapai 50%.

Tanpa kita sadari, kecanduan teknologi ini  berpengaruh besar pada hubungan sosial baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan pertemanan.  Pada dasarnya para Tech Junkies ini mengalami sesuatu yang tidak alami dan cenderung kurang melakukan kegiatan fisik seperti olah raga.

Satu hal yang paling membahayakan dari kecanduan teknologi ini adalah mulai berkurang dan bahkan hilangnya rasa bosan yang biasanya kita alami dalam melakukan suatu kegiatan.  Kecanduan teknologi menggerus  ambang toleransi bosan kita dan bahkan semakin lama kita melakukan aktivitas di dunia maya ini   kita  tidak lagi merasakan   bosan  dan cenderung mengarah ke kecanduan.  Hal yang cukup mengkhawatirkan adalah kecanduan ini sudah merambah kepada anak anak kita.

Pada tahun 2010 lalu ketika Steve Jobs diwawancarai terkait dengan iPad dia mengatakan “anda harus mencoba gadget ini, namun jangan menggunakannya di rumah dan jangan biarkan anak anak kita mendekat” (sumber ABC).

Kita memang tidak dapat membendung serbuan teknologi ini, namun jika kita tidak ingin masuk dalam kategori Tech Junkies ini sebaiknya kita sudah mulai bijak dalam menggunakan teknologi ini dan juga tentunya menyelamatkan masa depan  anak anak kita.

Para pakar teknologi khususnya yang menyangkut online addiction mengatakan bahwa para raksasa teknologi telah berhasil memanipulasi presepsi konsumen terutama anak anak dengan mengatakan bahwa laptop akan membuat orang lebih pintar dan lebih cerdas, karena para produsen ini harus ikut bertanggung jawabkarena telah  menjual cerita yang salah terkait dengan masa depan anak anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun