Mohon tunggu...
Rob Roy
Rob Roy Mohon Tunggu... profesional -

Dharma Eva Hato Hanti

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sumber Daya Alam Non Fosil, Kelangkaan dan Masalah Lingkungan

14 Januari 2018   17:51 Diperbarui: 14 Januari 2018   19:08 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reklamasi laut. (Koleksi pribadi)

MASALAH LINGKUNGAN JUGA

Dampak lingkungan yang timbul terutama ditemukan pada kegiatan ekstraksi pasir laut di kawasan pesisir. Penghancuran mangrove dan intrusi air laut yang semakin masuk ke daratan pada akhirnya mencemarkan kualitas air tanah. Juga terjadi penurunan populasi kepiting yang mengganggu keseimbangan biota laut.    

Bagaimana dengan di Indonesia? Sentra sumber pasir di Lumajang Jawa Timur misalnya, pasir halus untuk konstruksi dinding dan pasir cor untuk struktur beton secara tradisional di ambil dari sungai yang berasal dari pegunungan. Begitu juga halnya dengan sungai-sungai lain yang mengalirkan lahar vulkanis di banyak lokasi di Indonesia. 

Lalu bagaimana dengan pasir laut yang melimpah di pesisir pulau-pulau? Pasir laut tidak layak untuk konstruksi bangunan karena agregatnya terlalu halus dan memiliki kandungan garam. Pasir laut diekstraksi hanya untuk mengurug laut (reklamasi) dalam rangka memperluas wilayah daratan atau membuat pulau-pulau buatan (selain menggunakan tanah urug juga). Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika beberapa pulau di dekat Jakarta dan di perairan Sumatera Utara telah lenyap karena ekstraksi ilegal.

Bagi Indonesia, yang memiliki banyak gunung dan sungai alami, masalah kelangkaan barangkali masih jauh tetapi penambangan yang membabi-buta tetap saja menimbulkan dampak lingkungan. Kegiatan penambangan yang sebagian besar dilakukan oleh rakyat inilah yang perlu diatur dengan regulasi agar pengelolaannya optimum.

Kelangkaan yang berpotensi membayangi Indonesia adalah material utama yang lain, yaitu semen. Eksplorasi salah satu bahan baku semen berupa kapur yang banyak terkandung di pegunungan karst seringkali menghadapi persoalan lingkungan yang bersinggungan dengan permukiman dan sumber daya air tanah yang terkandung di pegunungan tersebut. Belum lagi sumber daya energi untuk pabrik semen yang masih mengandalkan batubara, material fosil yang sarat polusi dan emisi karbon. Inilah yang selalu rawan dengan persoalan lingkungan.

Ke depan perlu dipikirkan alternatif bahan baku substitusi kapur dan batubara dalam memproduksi semen. Atau lebih progresif lagi, semen pun disubstitusi melalui rekayasa teknologi material.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun