Mohon tunggu...
Roy Soselisa
Roy Soselisa Mohon Tunggu... Guru - Sinau inggih punika Ndedonga

Sinau inggih punika Ndedonga

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mengukir Sejarah Asian Games 2018 dari Pinggiran Kota Surabaya

6 Juli 2018   13:53 Diperbarui: 6 Juli 2018   14:36 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain grafis oleh Ali Shodiqin, S.Pd.

Oleh: Roy Agustinus Soselisa, S.Pd., M.Pd.*

Sejarah mencatat Asian Games yang keempat pernah diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1962, melalui catatan sejarah dapat diketahui bahwa saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games yang keempat terjadi percepatan pembangunan dalam banyak bidang yang secara langsung dikomandoi oleh Presiden Soekarno. 

Dari percepatan pembangunan dalam banyak bidang pada masa itu, minimal ada dua warisan besar yang berpengaruh penting bagi Indonesia hingga saat ini, di antaranya pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno, serta pendirian stasiun televisi nasional yang semula digunakan untuk menunjang kebutuhan penyiaran Asian Games.

Tanpa adanya warisan pembangunan yang pernah diberikan melalui momen penyelenggaraan Asian Games yang keempat, mungkin hingga saat ini bangsa Indonesia belum memiliki stadion termegah dan terbesar seperti Stadion Utama Gelora Bung—konon termasuk sepuluh stadion terbesar di dunia. Demikian pula dengan warisan pendirian stasiun televisi nasional, tanpa adanya perintisan pertelevisian yang telah dimulai sejak masa itu, mungkin hingga sekarang perkembangan pertelevisian di Indonesia masih berjalan merangkak. 

Dari dua warisan besar ini, kita dapat melihat bahwa melalui penyelenggaraan Asian Games yang keempat telah mengantarkan bangsa Indonesia (yang baru merdeka) memiliki peradaban yang lebih maju dan layak diperhitungkan di antara bangsa-bangsa, ada sejarah yang telah diukir dan dipersembahkan untuk generasi berikutnya yang menuturkan bahwa bangsa Indonesia pernah menjadi Macan Asia dalam banyak bidang.

Kini setengah abad sudah berlalu, Indonesia mendapatkan kesempatan kembali untuk menjadi tuan rumah Asian Games yang kedelapan belas, setelah sebelumnya diawali dengan pengunduran diri oleh negara tetangga sebagai tuan rumah, karena badai krisis ekonomi yang menghantam negerinya. 

Tentu bukan hal yang mudah bagi Indonesia menjadi tuan rumah kembali untuk sebuah pesta olahraga multi event tingkat Asia dengan jumlah cabang olahraga dan jumlah medali yang diperebutkan menjadi meningkat berlipat ganda, serta jumlah peserta yang meningkat jauh lebih banyak. Terlebih setelah setengah abad sudah berlalu, ukuran yang digunakan sebagai patokan (standar) untuk menyiapkan berbagai hal yang terkait pun jauh lebih meningkat.

Melihat realitas semacam demikian, tak seharusnya sebagai anak bangsa hanya berdiam diri tanpa peduli, membiarkan segala sesuatu begitu saja terjadi. Para pendahulu bangsa telah memberikan teladan kepada kita untuk mengukir sejarah melalui pemikiran dan karya. Setengah abad yang lalu, pemikiran dan karya itu telah dibuktikan melalui sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi Asian Games yang keempat. 

Melihat lebih jauh lagi pada masa merebut kemerdekaan, para pejuang kemerdekaan (pendahulu bangsa) pun telah memberikan teladan, justru bukan hanya melalui pemikiran dan karya, melainkan juga melalui harta dan tenaga, bahkan nyawa pun dikorbankan.

Asian Games yang kedelapan belas—untuk selanjutnya oleh penulis disebut Asian Games 2018—telah di depan mata, banyak teladan dari para pendahulu bangsa yang dapat kita ikuti jejaknya. Ada pemikiran dan karya yang bisa dipersembahkan, ada harta dan tenaga yang bisa didedikasikan, bahkan ketika semua itu tak bisa diberikan karena segala keterbatasan yang melekat dalam diri, masih tetap ada doa dan asa yang bisa dipanjatkan. 

Oleh sebab itu, mari kita dukung bersama Asian Games 2018, dan dengan segala keterbatasan yang melekat dalam diri ini, kami pun mencoba menggenapi panggilan hati untuk turut berkontribusi nyata bagi Indonesia dalam mengukir sejarah dan mewariskan nilai-nilai bagi generasi berikutnya melalui momen penyelenggaraan Asian Games 2018.

Penulis bersama dengan Ali Shodiqin, S.Pd.
Penulis bersama dengan Ali Shodiqin, S.Pd.
Diawali dari gagasan yang terpancar, kami persembahkan sebuah karya melalui rangkaian kata dan sketsa yang berisikan dukungan untuk turut menyukseskan Asian Games 2018. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki, kami tuangkan rangkaian kata dan sketsa yang ada pada spanduk berbahan kain sintetis. Dengan tenaga yang dimiliki, kami bentangkan spanduk yang berisikan doa dan asa pada tembok pintu gerbang tempat kami mengabdi sehari-hari yang terletak di pinggiran Kota Surabaya.

Tak lama lagi, spanduk yang telah kami pasang sejak dua hari (13/6/2018) sebelum hari raya Idul Fitri, akan menyapa lebih dari tujuh ratus warga sekolah yang kembali dari libur panjangnya—sebelumnya hanya menyapa penduduk sekitar, tenaga pendidik dan kependidikan yang tak turut serta dalam libur panjang. 

Tiga maskot Asian Games 2018—Bhin Bhin (burung cenderawasih dari Indonesia bagian timur yang mencerminkan strategi), Atung (rusa bawean dari Indonesia bagian tengah yang melambangkan kecepatan), dan Kaka (badak bercula satu dari Indonesia bagian barat yang mempresentasikan kekuatan)—yang terpampang dalam spanduk akan mengajak seluruh warga sekolah untuk berdoa bagi Indonesia sebagai tuan rumah yang sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi. 

Logo Asian Games 2018—yang merupakan sketsa dari Stadion Utama Gelora Bung Karno tampak dari atas, serta matahari pada bagian—terpajang dalam spanduk akan mengajak seluruh warga sekolah untuk memiliki asa (harapan) bagi Indonesia yang hendak menunjukan kehebatannya, serta memancarkan energi yang kuat dalam mengenalkan Indonesia pada dunia melalui penyelenggaraan Asian Games 2018.

Tulus Sedijawan, S.Sos. dan Dedy Purwanto, S.E. yang turut memasang spanduk.
Tulus Sedijawan, S.Sos. dan Dedy Purwanto, S.E. yang turut memasang spanduk.
Tak berhenti hanya pada rangkaian kata dan sketsa yang tertuang dalam spanduk saja, kami pun akan membuat spanduk itu hidup (seakan-akan bernyawa) setiap harinya, sejak hari pertama memasuki tahun ajaran baru (16/7/2018) hingga usainya (2/9/2018) pagelaran Asian Games 2018. Kami tak akan jemu menyerukan pada seluruh warga sekolah untuk memberikan doa dan asanya bagi seluruh komponen yang terlibat dalam mempersiapkan pagelaran Asian Games 2018. 

Kami akan mengajak seluruh warga sekolah, terutama bagi seluruh peserta didik untuk larut dalam pagelaran Asian Games 2018, karena saat larut dalam setiap tayangan perlombaan dan pertandingan olahraga mampu membuat mereka terbius oleh nilai-nilai yang berguna sebagai bekal kehidupan, serta menginspirasi untuk berprestasi—sebagian kecil nilai-nilainya tersirat dalam lirik theme song Asian Games 2018.

Dengan mengingat sepenggal kalimat yang pernah disampaikan oleh Presiden Soekarno pada saat pembukaan Asian Games yang diselenggarakan lima puluh enam tahun yang lalu: "Asian Games Bukan Hanya Terbatas Pertandingan Olahraga, Tetapi Juga Mengusung Harga Diri Bangsa." Maka, inilah bentuk dukungan kami sebagai anak bangsa saat harga diri bangsa sedang dipertaruhkan sebagai tuan rumah Asian Games 2018. 

Dari pinggiran Kota Surabaya, kami menaikan doa bagi Indonesia supaya Sang Merah Putih berkibar tampak mulia di angkasa. Dari pinggiran Kota Surabaya, kami sepenuh asa meyakini bahwa Indonesia akan mengukir sejarah yang berharga dan bangkit kembali sebagai Macan Asia yang disegani oleh bangsa-bangsa.

Kota Surabaya, 6 Juli 2018

*Penulis merupakan Guru Pendidikan Jasmani di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, serta merupakan aktivis dalam pembinaan prestasi dan kepengurusan induk-induk organisasi olahraga disabilitas di Kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun