Mohon tunggu...
Rumi Algar
Rumi Algar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Male. Hard worker, Smart, Energik, Supel, Familiar, dan lain-lain. No. Contact Person : 0813 1286 7298 & 082312951990.

Selanjutnya

Tutup

Money

Produksivitas Usaha Kafe dan Restoran dalam Efisiensi Kerja

22 Desember 2012   12:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:12 4809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Produktivitas Usaha Kafe dan Restoran Dalam mengembangkan Perekonomian

Banyak di pinggiran pedangang yang menjual barang jajanannya. Apalagi kalau jajanannya menyajikan makanan yang menyiapkan barang siap jadi. Biasanya dalam berbisnis kita harus bisa memberikan pelayanan yang menarik. Kita dapat melihat banyak para penjual yang berdagang di kaki lima biasanya sangat menarik perhatian para pembeli. Kalo kita penjualan yang menyajikan barang daganganya biasanya barang-barang yang higenis. Tapi kalo kita meneliti ke belakang banyak yang menjual bukan mencari keuntungan saja tetapi juga menacari orang awam untuk dapat kepuasan dalam hal pelayanan atau perhatian menjual barang jajanannya.

Penjualannya banyak mencari bahan-bahan baku atau mentah dengan menggunakan ongkos untuk mencari bahan-bahan yang punya kualitas. Tetapi itu semua perlu diuji kebenarannya. Pada kebanyakan para penjualan yang menjual barang dagangan, perlu diteliti lebih lanjut apakah barang yang menarik perhatian orang untuk membeli barang-barang jajanannya. Biasanya menjual barang jajanan untuk dipergunakan bahan-bahan bakunya atau bahan mentahnya untuk disimpan di kulkas atau frezer dalam kemasan baru. Barang-barang kemasan baru biasanya perlu diteliti kebenarannya. Kita perlu belajar lebih lanjut dalam permasalahan yang biasa disibukkan sehari-harinya.

Belakangan ini banyak sekali bermunculan kafe atau restoran dan sering membawa nama-nama asing. Munculnya kafe dan restoran tidak terlepas dari semakin meningkatnya pendapatan masyarakat perkotaann dan gaya hidup  yang berubah diakibatkan informasi dan iklan di televisi. Sering kali, dalam pergaulan sehari-hari orang bisa merasa tidak percaya diri bila tidak pernah ke kafe atau restoran jika ada pembahasan dia tidak nyambung mengenai kafe dan restoran tersebut. Para investor yang ingin melakukan investasi ke usaha ini bisa melakukan pembicaraan dengan beberapa pemilik kafe atau restoran dengan cara berjalan-jalan di mal  atau langsung ke daerah tempat banyak kafe atau restoran seperti  kemang di Jakarta selatan dan Jalan Jaksa Jakarta Pusat. Pertanyaan yang timbul bagi investor untuk mendirikan usaha ini bervariasi tergantung keinginan investor dan segmentasi yang dilayani. Tulisan ini akan membahas usaha kafe dan restoran tersebut.

Usaha kafe dan restoran merupakan usaha yang mengolah bahan baku makanan menjadi siap saji untuk dinikmati para tamu yang datang datang ke kafe dan restoran tersebut. Usaha ini merupakan usaha sampingan bagi mereka yang mempunyai dana berlebih sebagai tambahan pendapatan, dan meningkatkan citra pribadi serta pengetahuan dalam menjalankan bisnis. Bahkan beberapa pihak dapat menyebutkan bahwa dengan membuat usaha ini, para investor dapat membantu keluarga dalam menciptakan kesempatan kerja.

Dalam menjalankan usaha kafe dan restoran ini banyak pihak yang melakukan dengan cara waralaba yaitu segala model ruangan kafe, makanan dan minuman memakai hak paten  dari pemilik  bisnis  waralaba seperti Coffe Bean, Starbuck, Dome, dan sebagainya. Untuk menggunakan merek tersebut, investor yang menjalankan usaha ini harus membayar dana yang besarnya antara 5-15 persen dari pendapatan setahun. Artinya, pemilik usaha harus menyisahkan dari penerimaan atau hasil penjualan sehari-hari sekitar 5-15 persen.

Ada juga beberapa pemilik dana tidak menggunakan sistem waralaba, tetapi membuat sendiri restorannya memakai nama sendiri dengan keunikan. Bahkan ada  yang mencoba dengan nama-nama Barat supaya kelihatan seperti usaha waralaba. Tamu yang sudah punya selera untuk duduk, makanan dan minum di restoran akan selalu pergi ke kafe yang sudah punya nama di dunia internasional. Umumnya yang datang untuk tamu di kafe seperti itu adalah mereka yang pernah sekolah di luar negeri dan pernah berjalan-jalan ke luar negeri.

Tempat usaha kafe dan restoran ini biasanya pada daerah yang banyak kafe dan restoran, supaya ada tamu yang datang. Sering kali juga, adanya kafe yang punya nama dan baru dikenal masuk ke daerah tersebut membuat kafe sederhana di sekitarnya menjadi ramai. Oleh karenanya, banyak juga pemilik kafe di satu tempat/daerah. Bila kafe dan restoran tersebut mempunyai nama, maka tempatnya pasti pada daerah yang mempunyai kemungkinan tamu akan datang serta transportasi yang mudah ke daerah tersebut. Untuk di mal, tempat tersebut harus bisa dilihat para tamu atau pintu masuk mal. Pemasaran kafe dan restoran juga dilakukan  dengan cara sederhana dan konvesional yaitu menceritakan kepada teman-teman pemilik dan membuat brosur satu lembar yang dikirim ke kantor-kantor dan perumahan. Bahkan para pengunjung di mal sering kali diberi brosur iklan mengenai restoran yang lengkap dengan jenis makanan serta harganya.

Untuk membuka usaha ini investor harus menyiapkan dana untuk tempat usaha dan dapur. Ruangan kafe dan restoran untuk para tamu minum, makan, berdiskusi diusahakan tempatyang nyaman. Dekorasi ruangan harus disesuaikan dengan waralaba yang diperoleh atau membuat sendiri dengan keunikan. Biaya dekorasi ruang mulai dari sekitar Rp. 25 Juta untuk dekorasi sederhana sampai dengan yang paling indah sekitar Rp.150 juta. Bila biaya dekorasi mahal, maka lantainya juga sudah menggunakan marmer yang terbaik.

Untuk kursi, meja, dan sofa bagi para tamu makan, minum , dan berdiskusi dibutuhkan paling sedikit satu set yaitu satu meja dan empat kursi dengan harga minimal Rp 1 juta dan paling mahal sekitar Rp.10 juta. Untuk peralatan dapur yang sangat komplet dibutuhkan dana dari yang sederhana sekitar Rp.250 juta-Rp.1,5 Miliar dengan peralatan yang paling canggih. Meja untuk kasir dan mesin uang dibutuhkan dana Rp. 5 juta. Selanjutnya investor harus menyediakan pemasak dan asistennya serta pramusaji/pelayan. Sebuah kafe membutuhkan minimal enam pelayan dan dua orang koki dan dua asisten koki dan dua asisten koki pemasak restoran tersebut. Seorang pelayan minum sekitar Rp 600.000 dan pembayarannya sekitarnya sekitar Rp.150.000- Rp.200.000 per minggu.

Ongkos transport juga dibayarkan sekitar Rp.5.000-Rp.10.000 perhari. Juru masak dibayar Rp1,5 juta-Rp.3 juta per bulan dengan tambahan transport sebesar Rp 10.000 perhari. Manejer restoran yang mengawasi seluruh kegiatan dibayar sekitar Rp 1,5 juta-Rp.2,5 juta per bulan dengan tambahan uang transpor sekitar Rp 1,5 juta-Rp 2,5 juta perbulan  dengan tambahan  uang transport sekitar Rp10.000 per hari. Biaya listrik dan air juga merupakan biaya yang harus diperhitungkan oleh pengusaha kafe dan restoran. Biaya ini sekitar Rp 3 juta-Rp.15 juta perbulan.

Untuk bahan baku di kafe dan restoran tidak dibutuhkan secepatnya, karena pengusaha dapat membayar dalam tempo dua minggu. Tetapi ketika pertama sekali mendirikan usaha ini pengusaha harus membayar tunai agar penyedia bahan baku percaya kepada pengusaha. Oleh karenanya, arus kas sangat likuid karena banyak pengusaha kafe dan restoran tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit. Pembayaran dengan kartu kredit hanya pada kafe dan restoran waralaba

Penulis Rumi Algar

Sarjana Antropologi UNPAD

Penulis Sendiri


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun