Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Speak Up! dan Tulislah Apapun yang Kamu Bisa, Berbagi Cara Narsis Bisa Nulis dari Kang Rifki Feriandi

29 Oktober 2016   15:49 Diperbarui: 30 Oktober 2016   08:35 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Rifki di Pondok Pesantren Al Qur'an Babussalam Bandung (pict :dok.pribadi)

Menulis itu bukan teori, tapi praktik.
Menulis adalah ketrampilan sebagaimana orang bermain piano
atau sepeda  sehingga perlu dilatih setiap saat.
Belajar menulis dari praktisi sekelas Rifki Feriandi akan mudah difahami
karena yang diajarkan adalah hal – hal praktik menuli

Pepih Nugraha,   Manager Kompasiana 

Perasaan heran tidak tertanggungkan saat Rifki Feriandi berkirim khabar via whats app ingin mengunjungi kami di Pondok Pesantren Al Qur’an Babussalam sekedar menjumpai santri dan bershilah ar rahiem pada Pak Kiyai meskipun hanya sekejap. 

Memang terasa sangat sekejap menyimak pemaparan Kang Rifki (demikian kami menyapa pensiunan muda ini), khususnya terkait memantik semangat berjuang dan ini lho yang paling keren . . . berbagi tips menulis kepada sekitar dua ratusan santri yang hadir pada hari jum’at 28 Oktober 2016.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Hari Sumpah Pemuda 

Sadar tidak sadar penulis sempat mengingatkan pada Kang Rifki bahwa : “hari ini khan hari soempah pemoeda ya Kang” dengan sumringah 

beliau menjawab “Iya Bund . . . !”, dan kamipun mempersiapkan santri yang bakal berkumpul di Majlis Ta’lim Pondok Pesantren Al Qur’an Babussalam Ciburial – Dago. 

Memang hari Soempah Pemoeda 2016 tahun ini tidak terlalu hingar bingar sebagaimana jika merayakan pergantian tahun baru dengan kembang api dan petasan yang sengaja di persiapkan biar tampak heboh dan seru, semua adem ayem dan kalem akan tetapi gebrakan yang dilakukan Kang Rifki menukik pada makna bahwa dia adalah pemuda Indonesia yang siap susah sedih dan melarat meskipun kenyataannya masa – masa pahit sudah dia lewati sebagaimana secara acak berkisah dari jam 09.00 hingga jam 11.00 siang itu dan udara di Ciburial sedemikian bersahabat sekental persaudaraan yang ia bina dengan ikhlas kesekeliling wilayah yang ia bisa tempuh. 

Subhanallah pisan Kang !!! 

Tidak Ambisius Dan Hidup Tidak Perlu Ngoyo 

Kang Rifki dengan ramah, akrab dan santun saat memulai pemaparan menyapa seluruh santri SMP berjumlah sekitaran 66 orang dan selebihnya adalah santri SMA. Mengisahkan kariernya secara global, menceriterakan Papap dan Mamamnya dengan romantis termasuk keluarga besarnya dan kedua puterinya semua mengalir jernih tanpa ambisi selain share untuk membangun motifasi. 

Rasa – rasanya apa yang di paparkan bahwa dirinya tidak ngoyo dan tidak berambisi tergambar juga dalam buku yang sempat ia bagikan pada sekitaran duapuluh santri yang berani tampil ‘narsis’ dalam konteks kenarsisan yang positif, dengan judul : “Cara Narsis Bisa Nulis” bagi Bunda sangat surprise sekali mendapat cinderamata dari Kang Rifki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun